REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Indonesia di Rakhine, Myanmar mulai memasuki pembangunan fase kedua dengan mendirikan bangunan untuk komplek tenaga medis, seperti dokter dan perawat.
"Kita sudah masuk untuk membangun fase keduanya, yaitu untuk komplek dokter dan perawat, baru nanti fase ketiga adalah main building (bangunan utama) dari rumah sakit itu," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai menghadiri rapat koordinasi tingkat menteri di Kementerian Polhukam Jakarta, Kamis (23/11).
Pembangunan rumah sakit tersebut melibatkan pekerja lokal dengan beragam latar belakang agama, supaya kehidupan antarpenganut agama Buddha dan Islam di Rakhine semakin harmonis dan tercipta rasa saling percaya.
"Kita membangun pekerjanya adalah orang-orang lokal dan juga merekrut tenaga kerja sengaja secara campur, jadi ada pekerja Buddha dan Islam sehingga, proses trust building pada communal level dengan sendirinya bisa mencair," tambahnya.
Rumah sakit Indonesia tersebut merupakan salah satu wujud bantuan kemanusiaan Indonesia dan dibiayai oleh masyarakat Indonesia, PMI, komunitas Muslim dan Budha, sektor swasta dan Pemerintah Indonesia.
Pembangunan rumah sakit Indonesia tersebut menghabiskan dana sekitar 1,8 juta dolar AS dan melibatkan tenaga kontraktor lokal serta bahan bangunan yang dibeli dari daerah sekitar Myanmar. Hal itu dimaksudkan untuk menggerakkan ekonomi setempat.
Setelah selesai dibangun, Rumah Sakit Indonesia tersebut akan secara inklusif, tak memandang latar belakang, bagi seluruh masyarakat setempat.