REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan rumah sakit Indonesia di Myaung Bwe, Rakhine, Myanmar, telah memasuki fase kedua. Sejak awal pembangunan, tenaga kerja yang diambil merupakan penduduk lokal.
"Pada 19 November lalu kita sudah melakukan ground breaking pembangunan rumah sakit. Jadi, itu sudah satu langkah maju lagi," ungkap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta Pusat, Kamis (23/11).
Indonesia Dorong MoU Repatriasi Myanmar-Bangladesh
Retno menuturkan, pembangunan rumah sakit itu dilakukan bersama-sama. Bukan hanya pemerintah saja, tetapi juga dengan masyarakat, LSM, dan para donatur. Pembangunan ini dilakukan untuk membantu keadaan di Myanmar.
"Kemarin itu ground breaking untuk fase keduanya. Fase pertamanya, pengerasan tanah, pagar, dan sebagainya sudah selesai. Kita masuk fase keduanya, yaitu untuk kompleks dokter dan nurses," ujar dia.
Ia menjelaskan, sejak tahap awal, pekerja yang membangun rumah sakit itu adalah orang-orang lokal di sana. Dalam perekrutannya tenaga kerja itu sengaja dicampur.
"Jadi ada pekerja yang beragama Budha, Islam, sehingga proses trust building pada communa level dengan sendirinya bisa mencair. Bisa kuat trust-nya melalui kegiatan-kegiatan ekonomi seperti ini," kata dia.