REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Eropa memuji peran aktif Indonesia dalam membantu penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar dengan mengedepankan diplomasi dan dialog. "Saya mengapresiasi pendekatan yang dilakukan Indonesia dengan mengedepankan diplomasi dan dialog dalam penyelesaian krisis Rohingya," kata Dubes Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend usai menghadiri diskusi tentang Masyarakat Sipil di Jakarta, Jumat (24/11).
Ia mengungkapkan keprihatinan yang mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya.
"Krisis kemanusiaan Rohingya sungguh menyedihkan dan memprihatinkan," ujar dia.
Sementara itu, Perwakilan Khusus Uni Eropa untuk Hak Asasi Manusia Stavros Lambrinidis menegaskan krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, harus secepatnya dihentikan. Etnis Rohingya, kata dia, yang terpaksa melarikan diri ke Bangladesh harus segera direpatriasi ke tempat kelahiran mereka.
Disamping isu kemanusiaan, pembangunan ekonomi secara merata dan adil harus diperhatikan dan diwujudkan oleh pemerintah Myanmar. "Keberhasilan pembangunan ekonomi di Rakhine sangat mempengaruhi dalam penyelesaian krisis ini ke depan," kata dia.
Menurut dua, Myanmar harus segera melaksanakan rekomendasi Kofi Annan dalam membangun kembali Rakhine.
Ia juga mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa harus diizinkan untuk masuk ke Rakhine dalam membantu proses rekonsiliasi di Myanmar.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengunjungi Myanmar sebagai bentuk keprihatinan Uni Eropa terhadap krisis kemanusiaan di negara bagian Rakhine.