REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sejumlah maskapai penerbangan internasional termasuk dua maskapai penerbangan Australia Jetstar dan Qantas telah membatalkan penerbangan menuju dan dari Bali menyusul letusan kedua Gunung Agung dalam pekan ini.
Sebagian besar penerbangan itu dibatalkan pada Sabtu (25/11) malam walaupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan kondisi saat ini masih aman untuk melakukan perjalanan udara ke pulau itu.
"Kondisi Gunung Agung dan gerakan awan abu sangat tidak dapat diprediksi dan penerbangan dapat berubah dalam waktu singkat berdasarkan penilaian keselamatan untuk terbang," kata Jetstar mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya.
Penerbangan Air Asia yang lepas landas dari Bandara Perth telah berangkat sesuai dengan jadwal, namun penerbangan dari bandara lain, termasuk Darwin, telah dibatalkan.
Ahad pagi (26/11), warga setempat banyak mengunggah foto kepulan asap besar dari puncak Gunung Agung ke media sosial, dan ini memicu spekulasi tentang potensi terjadinya letusan besar. Letusan terakhir Gunung Agung secara signifikan lebih kuat dari letusan pada Selasa (14/11) lalu, dimana kepulan asap tebal dan abu Vulkanik terlihat membumbung setidaknya sejauh 1.500 meter di atas puncak gunung setinggi 3.000 meter tersebut.
Tidak ada evakuasi baru di Bali dan zona eksklusif 6 km di sekitar gunung berapi belum diperpanjang.
Otoritas Bandara Ngurah Rai di Denpasar, Bali tetap buka pada Sabtu (26/11/2017) malam namun dalam waktu dua jam setelah letusan tersebut, Maskapai Australia Jetstar membatalkan atau mengalihkan empat penerbangan mereka menuju Bali serta lima penerbangan karena diberangkatkan dari pulau tersebut.
Maskapai Qantas, Virgin dan KLM KLM Belanda tidak lama kemudia juga mengikuti jejak Jetstar dalam membatalkan penerbangan.
Kepulan asap pekat yang mengandung abu vulkanik dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan pada mesin pesawat terbang namun maskapai-maskapai penerbangan ini memiliki kriteria berbeda tentang seberapa dekat pesawat mereka dengan awan abu agar tetap dapat dioperasikan.
Garuda Indonesia dan Air Asia terus menggunakan bandara Ngurah Rai.
Juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan awan abu tidak mempengaruhi jalur penerbangan di Denpasar dan menyatakan bahwa saat ini kondisinya masih aman bagi pesawat terbang untuk masuk dan keluar dari bandara Ngurah Rai Bali.
Sekitar 30.000 pengungsi dari Gunung Agung tetap tinggal di pos pengungsian sementara. Sebagian besar dari mereka meninggalkan rumah pada bulan September, ketika pihak berwenang pertama kali memperingatkan bahwa letusan besar kemungkinan terjadi.
Sutopo Purwo Nugroho, juru bicara BNPB, mengatakan total delapan penerbangan internasional ke Bali dan 13 penerbangan internasional yang berangkat dari Bali telah dibatalkan.
Dia mengatakan sekitar 2.000 orang terdampar di bandara.
ABC/AP
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.