REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Seorang guru TK di Cina ditangkap setelah dicurigai telah menganiaya muridnya. Kasus tersebut memicu kemarahan publik dan kecaman keras terhadap sekolah tempat guru tersebut mengajar.
Seorang wanita yang hanya disebutkan nama keluarganya Liu adalah guru TK di RYB Education. Pada pekan lalu muncul laporan seorang balita di penitipan anak di distrik Chaoyang, Beijing dianiaya dengan ditusuk jarum suntik dan dibius dengan pil putih yang belum diketahui jenis pil apa yang digunakannya.
Polisi belum memberikan keterangan lebih lanjut, namun menegaskan investigasi sedang dilakukan. Sekolah mengatakan bahwa guru berusia 22 tahun itu sudah dikeluarkan dari sekolah.
Menurut informasi dari The Guardian, Ahad (26/11), RYB Education memiliki waralaba yang beroperasi di 300 kota di Cina dengan 1.300 tempat penitipan anak dan hampir 500 taman kanak-kanak. RYB Education terdaftar dalam bursa saham di New York. Perusahaan edukasi tersebut mengklaim diri sebagai perusahaan penyedia layanan pendidikan anak usia dini terbesar di Cina.
Sementara otoritas distrik Chaoyang telah melakukan peninjauan ulang terhadap semua penitipan anak yang ada di distrik tersebut. Namun dilaporkan pihak berwenang juga berusaha meredam kemarahan nasional dengan meminta media berhenti melaporkan kasus tersebut.
"Jangan komentari atau laporkan masalah Red Yellow Blue New World Kindergarten di distrik Chaoyang, Beijing," demikian perintah off the record yang dikirimkan ke media pada 24 November, namun dibocorkan China Digital Times. Media tersebut yang secara terus-menerus telah menerbitkan perintah propaganda.
Selain itu polisi juga telah menangkap seorang berusia 31 tahun yang juga bermarga Liu. Dia dicurigai menyebarkan fakta-fakta yang belum dikonfirmasi dan ilegal. Dengan menyebarkan informasi desas-desus yang menurut pihak berwenang dianggap tidak menguntungkan.
Setelah adanya kasus ini, saham perusahaan tersebut turun lebih dari 38 persen pada Jumat (24/11). Kemudian menanggapi kejadian tersebut, perusahaan mengatakan sangat menyesal. "Kami harus bertanggung jawab, RYB bekerja sama dengan penyelidikan tersebut," menurut pernyataan RYB Education.