Senin 27 Nov 2017 05:02 WIB

Jepang Selenggarakan Forum Pencegahan Bencana

Rep: Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Bencana di wilayah barat daya Jepang, dalam beberapa hari terakhir.
Foto: AP
Bencana di wilayah barat daya Jepang, dalam beberapa hari terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, -- Para pakar pencegahan bencana dari Jepang dan berebagai negara berkumpul di Sendai, Sabtu (25/11). Mereka mendiskusikan pelajaran yang bisa diambil dari gempa dan tsunami yang pernah melanda komunitas pesisir di Tohoku pada 2011.

Forum bernama Forum Bosai Dunia itu diselenggarakan oleh pemerintah setempat dan Universitas Tohoku, dikutip dari Japan Times, Senin (27/11).  

Kata "bosai" diambil dari bahasa Jepang yang berarti mitigasi bencana. Kegiatan ini mengadopsi petunjuk global tentang pengurangan risiko bencana dalam pertemuan PBB di Sendai pada 2015.

Dokuman Rencana Kerja Pengurangan Risiko Bencana di Sendai mencatat bahwa negara memiliki peran utama untuk mengurangi bencana. Namun, pemerintah setempat dan pihak swasta harus terlibat di dalamnya.

Forum Bosai Dunia akan diselenggarakan tiap dua tahun sekali. Penyelenggara berharap nama "bosai" akan menjadi istilah global dalam bidang mitigasi bencana.

Acara ini dihadiri oleh para pemuda di area-area yang terdampak bencana pada Maret 2011. Mereka diminta berbagi tentang pelajaran apa yang dapat mereka ambil dari bencana gempa 9 SR yang diikuti tsunami dan menyebabkan lebih dari 15.000 orang meninggal.

Siswa dari SMA Otsuchi di provinsi Iwate menjelaskan usaha mereka menghadapi situasi bencana. Mereka menunjukkan foto-foto yang menggambarkan proses rekonstruksi kota Otsuchi.

Siswa lain dari SMA di provinsi Fukushima menunjukkan upaya mereka untuk memonitor tingkat radiasi di pembangkit listrik tenaga nuklir nomor satu di Fukushima. Tempat ini dilanda bencana nuklir sebagai dampak tsunami 2011.

Wali Kota Kuroshio dari provinsi Kochi, Katsuya Onishi, mengatakan tertantang untuk mewujudkan jumlah korban nol (zero victim) di wilayahnya.

"Para warga perlu berupaya untuk menyiapkan diri menghadapi bencana, karena upaya pemerintah terbatas," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement