Senin 27 Nov 2017 07:57 WIB

Turis Australia Tidur di Bandara Tunggu Penerbangan ke Bali

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nur Aini
Asap dan abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Agung pascaletusan freatik kedua, terpantau dari Desa Culik, Karangasem, Bali, Ahad (26/11).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Asap dan abu vulkanis menyembur dari kawah Gunung Agung pascaletusan freatik kedua, terpantau dari Desa Culik, Karangasem, Bali, Ahad (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID,QUEENSLAND -- Wisatawan mancanegara asal Australia masih mendominasi kunjungan ke Bali setelah Cina. Erupsi beruntun Gunung Agung yang terjadi sejak Sabtu (25/11) membuat sejumlah maskapai penerbangan asal Negeri Kangguru itu membatalkan keberangkatan ke Bali.

Ribuan penumpang yang terdampar di bandara sejumlah kota di Australia pun kesal karena agenda liburan mereka terganggu. Jetstar, Virgin, dan Qantas merupakan maskapai terbanyak yang membatalkan keberangkatan.

Calon penumpang asal Australia sebagian besar memilih tidur di bandara menunggu perkembangan informasi dan peluang untuk bisa terbang lagi ke Bali. Beberapa dari mereka kesal dan meluapkan kekecewaan tersebut di akun media sosial, seperti Facebook.

"Saya kecewa dengan pelayanan Jetstar. Kemarin saya seharusnya terbang dengan JQ37. Saya tahu ini karena kondisi alam, tapi karyawan maskapai ini tidak mengakomodasi kami sama sekali. Sebagian calon penumpang sudah memesan tiket PP, sebagian tidak," tulis seorang penumpang Jetstar, dilansir dari Dailymail, Senin (27/11).

"Batik Air, Garuda Indonesia, dan Indonesia AirAsia masih beroperasi karena mereka adalah maskapai lokal yang sudah biasa dan bisa terbang menggunakan jalur berbeda," tulis penumpang lainnya.

Otoritas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai terhitung per pukul 21.45 WITA mencatat pembatalan 46 penerbangan untuk rute internasional. Mereka terdiri dari 22 jadwal kedatangan dan 24 jadwal keberangkatan yang didominasi rute kota-kota di Australia.

Setelah menunjukkan aktivitas kegempaan lebih dari dua bulan, Gunung Agung akhirnya meletus Selasa (21/11) dilanjutkan erupsi beruntun kedua dan seterusnya Sabtu (25/11). Jumlah pengungsi Gunung Agung berdasarkan data terakhir 26 November 2017 mencapai 23.737 jiwa yang tersebar di 224 titik.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menaikkan status Gunung Agung dari siaga (level tiga) ke awas (level empat). Letusan masih terus teramati hingga Senin (27/11) disertai kepulan asap tebal mencapai ketinggian dua ribu hingga 3.400 meter dari puncak kawah. Sinar api terlihat dari dalam kawah pada malam hari.

Baca juga: Cerita Keluarga Asal Malaysia Gagal Berwisata ke Bali

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement