Selasa 28 Nov 2017 09:26 WIB

Perundingan Damai Jenewa akan Dimulai tanpa Rezim Suriah

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Budi Raharjo
Staffan de Mistura, Utusan Khusus PBB untuk Suriah
Foto: AP
Staffan de Mistura, Utusan Khusus PBB untuk Suriah

REPUBLIKA.CO.ID,JENEWA -- Delegasi oposisi Suriah telah mendesak negara-negara besar untuk menekan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, pada Senin (27/11). Mereka meminta agar Assad dapat mengambil bagian dalam perundingan perdamaian di Jenewa.

Kepala delegasi oposisi, Nasr al-Hariri, mengatakan delegasi rezim tersebut belum tiba di Jenewa hingga saat ini. Perundingan perdamaian putaran kedelapan tersebut rencananya akan dibuka pada Selasa (28/11) waktu setempat.

Oposisi Suriah menginginkan agar rezim Assad berpartisipasi dalam perundingan yang akan membahas mengenai transisi politik, serta konstitusi dan pemilihan baru. Hariri mengatakan delegasi oposisi akan bertemu dengan utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura di hari pertama perundingan.

Delegasi oposisi tetap memiliki tujuan untuk menghapus rezim Assad dalam transisi politik. "Delegasi pemerintah harus siap untuk bernegosiasi," kata Mistura dalam sebuah briefing bersama Dewan Keamanan PBB, di Jenewa, Senin (27/11), dikutip Anadolu.

"Tadi malam, kami menerima pesan pemerintah tidak akan melakukan perjalanan ke Jenewa hari ini. Delegasi tersebut ditugaskan untuk bernegosiasi di Jenewa tanpa prasyarat apapun, untuk membahas semua masalah dalam agenda dan pelaksanaan resolusi PBB yang relevan sebagai satu-satunya rujukan untuk negosiasi," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement