REPUBLIKA.CO.ID,COX'S BAZAR -- Ribuan warga Rohingya masih melarikan diri ke Bangladesh meski telah ada kesepakatan pemulangan. Kesepakatan yang ditandatangani oleh Myanmar dan Bangladesh itu akan memulangkan ratusan ribu warga minoritas Muslim Rohingya yang mengungsi di sepanjang perbatasan kedua negara.
Sekitar 700 ribu warga Rohingya direncanakan akan dipulangkan ke Myanmar menurut kesepakatan tersebut. Namun, setelah kesepakatan dicapai, PBB mencatat ada sekitar 3.000 pengungsi baru yang memasuki Bangladesh.
"Jumlah pendatang telah menurun, tapi belum berhenti," ujar komandan penjaga perbatasan Bangladesh Letnan Kolonel S.M. Ariful Islam, dikutip Arab News.
Perjanjian pemulangan itu berlaku untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh, yang melarikan diri dari Myanmar dalam dua insiden kekerasan besar sejak Oktober 2016. Kesepakatan tersebut tidak mencakup sekitar 200 ribu pengungsi Rohingya yang telah tinggal di Bangladesh sebelum insiden tersebut.
Badan pengungsi PBB, UNHCR, telah mengemukakan kekhawatiran mengenai persyaratan pemulangan tersebut. Mereka mengatakan jaminan keamanan bagi warga Rohingya yang kembali ke Myanmar belum terpenuhi.
Pemimpin Rohingya mengatakan mereka tidak akan kembali ke Myanmar kecuali mereka diakui sebagai warga negara yang memiliki hak penuh dan mendapatkan perlindungan dari kekerasan. Myanmar selama ini tidak mengakui Rohingya, dengan menyangkal kewarganegaraan dan membatasi gerakan mereka.