Selasa 28 Nov 2017 15:49 WIB

Netanyahu: Israel Respons Serius Program Senjata Iran

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.
Foto: EPA/Jim Hollander
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Senin (27/11), mengatakan negaranya akan merespons serius ancaman keamanan yang ditimbulkan Iran. Hal ini berkaitan dengan program persenjataan Teheran dan penyebaran pasukannya di Suriah, khususnya di zona perbatasan Israel.

"Israel merespons serius ancaman Iran. Inilah pelajaran sejarah kita," ujar Netanyahu, dikutip laman Anadolu Agency.

Netanyahu mengatakan meluasnya penagaruh Iran di Suriah telah menimbulkan ancaman tersendiri bagi Israel. Menurutnya, hal ini perlu direspons dengan kewaspadaan. Terlebih lagi, saat ini Iran mulai memusatkan konsentrasi pasukannya di Suriah, tepatnya di dekat zona perbatasan negara tersebut dengan Israel.

Netanyahu menilai, Israel tak dapat membiarkan hal tersebut. "Kami tidak akan membiarkan konsentrasi pasukan Iran di dekat perbatasan kami, di wilayah Suriah pada umumnya atau bahkan di tempat lain," ujarnya.

Sebelumnya Netanyahu pernah menuding Iran membangun situs produksi rudal presisi di Suriah. Ia mengklaim rudal tersebut nantinya akan digunakan menyerang Israel.

Dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Yerusalem pada Agustus lalu, Netanyahu bahkan menuduh Iran membangun basis militer di Suriah. "Ini adalah sesuatu yang tidak dapat diterima oleh Israel dan ini adalah sesuatu yang seharusnya tidak diterima oleh PBB," ujar Netanyahu kala itu.

Iran yang merupakan musuh bebuyutan Israel, telah menjadi pendukung setia Presiden Suriah Bashar al-Assad. Iran diketahui mengirim pasukannya ke Suriah untuk membantu Assad memenangkan perang sipil di negaranya. Dengan sokongan Iran dan Rusia, Assad berhasil menumpas kelompok perlawanan yang berada di Suriah. Kemenangan Assad tersebut memicu kekhawatiran tersendiri bagi Israel.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement