REPUBLIKA.CO.ID,HONOLULU -- Negara-bagian Hawaii, Amerika Serikat, berencana menyalakan kembali alarm tanda bahaya serangan udara. Benda yang non-aktif sejak era Perang Dingin 1980-an itu akan kembali dihidupkan per Jumat (1/12) mendatang.
Tindakan itu sebagai respons atas uji coba nuklir Korea Utara kemarin. Demikian dilansir Reuters, Rabu (29/11). Gubernur Hawaii David Ige menjelaskan, nantinya suara peringatan akan tersiar kepada seluruh masyarakat bilamana serangan udara terdeteksi mendekat.
Dalam jumpa pers di Honolulu, Ige mengetes kemampuan sirene alarm itu di hadapan para wartawan. Hadir dalam acara ini, sejumlah pejabat cabang kementerian pertahanan AS. Ige meyakini, Hawaii merupakan negara-bagian pertama yang mengaktifkan kembali alarm semacam itu di AS.
Pada Selasa (28/11) lalu, Korea Utara meluncurkan rudal yang melesat setinggi seribu kilometer di udara. Rudal itu lantas jatuh di Laut Jepang atau tidak begitu jauh dari wilayah Korea Selatan.
Meski mengakui kemampuannya melintas ke luar benua Asia, pihak Pentagon memastikan rudal Korea Utara tidak akan berani mencapai wilayah AS dan negara-negara sekutu. Kemungkinan adanya serangan udara hari-hari ini memang jauh. "Tapi, kita percaya pentingnya untuk bersikap proaktif. Kita mesti punya rencana dan kesiapan akan tiap hal yang mungkin terjadi," komentar David Ige, seperti dikutip Reuters, Rabu (29/11).