Jumat 01 Dec 2017 08:43 WIB

Israel Lancarkan Serangan Udara Baru ke Gaza

Pertempuran pertama Gaza.
Foto: Old Picz
Pertempuran pertama Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Militer Israel menyatakan tentaranya melancarkan serangan udara kedua terhadap "prasarana" di Jalur Gaza pada Kamis sore (30/11), dan menuduh pejuang Palestina, Jihad Islam, melancarakn serangan mortir pada pagi hari yang sama.

Serangan tersebut dilancarkan setelah gerilyawan Jalur Gaza menembakkan bom mortir ke arah pos militer di samping pagar pemisah antara Israel dan bagian utara Jalur Gaza pada Kamis siang. Serangan tersebut mengakibatkan kerusakan kecil dan tak merenggut korban cedera, kata militer Israel.

Israel belakangan menuduh Jihad Islam, yang berpusat di Jalur Gaza, melancarkan serangan itu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. Sebagai balasan, militer Israel melancarkan serangan udara gabungan dengan serangan artileri, dengan sasaran dua pos Jihad Islam dan dua pos Hamas, kata pernyataan militer.

Beberapa jam kemudian, serangan udara kedua dilancarkan. Sekali ini, satu pesawat Israel menyerang dia pos militer lagi milik Jihad Islam di bagian tengah Jalur Gaza, kata pernyataan tersebut.

Seorang juru bicara bagi Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, Dr Ashraf Al-Qidre, mengatakan kepada media Palestina bahwa dua orang menderita luka ringan akibat pemboman Israel.

Jihad Islam mengatakan serangan mortir tersebut adalah pembalasan atas pembunuhan seorang petani Palestina pada Kamis pagi. Warga desa yang berusia 48 tahun itu ditembak hingga tewas oleh seorang pemukim Yahudi dalam satu pertikaian.

Militer Israel menyatakan pemukim tersebut menembak petani Palestina itu "untuk membela diri saat sekelompok pemukim diserang oleh orang yang melempar batu", sedangkan saksi mata Palestina mengatakan pria tersebut sedang bekerja di ladangnya selama penembakan itu.

Kekacauan terjadi satu bulan setelah Israel membom satu terowongan penyeberangan dari Jalur Gaza ke Israel, dan menewaskan sedikitnya selusin anggota Jihad Islam. Jihad Islam, kelompok pejuang yang didukung Iran, telah berikrar untuk membalas pembunuhan tersebut.

Ketegangan meningkat pada saat sensitif, ketika Fatah dan Hamas --Gerakan Perjuangan, yang menguasai Jalur Gaza-- berusaha melaksanakan kesepakatan perujukan bersejarah. Israel keberatan dengan kesepakatan itu.

Israel terakhir kali melancarkan serangan besar ke Jalur Gaza ialah pada 2014. Sejak itu, peristiwa penembakan sporadis terjadi di kedua sisi perbatasan tapi tak pernah berubah menjadi perang besar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement