Sabtu 02 Dec 2017 14:01 WIB

Arab Saudi Punya 11 Juta Pekerja Asing

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Joko Sadewo
Pekerja Indonesia menjual makanan khas Indonesia, seperti nasi kuning, nasi goreng, nasi campur dan soto ayam usai subuh di taman depan Masjid Bimbas, Sektor 5 Syisyah, Makkah, Arab Saudi, Senin (28/8).
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Pekerja Indonesia menjual makanan khas Indonesia, seperti nasi kuning, nasi goreng, nasi campur dan soto ayam usai subuh di taman depan Masjid Bimbas, Sektor 5 Syisyah, Makkah, Arab Saudi, Senin (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi adalah salah satu bursa tenaga kerja terbesar di dunia. Negara ini memiliki 11 juta pekerja asing, yang berasal lebih dari 100 negara, Mereka bekerja di berbagai sektor dan bidang pekerjaan.

Adnan bin Abdullah Al-Naim, wakil menteri pada Kementerian Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial Arab Saudi, mengatakan bahwa pasar tenaga kerja Saudi dianggap sebagai yang terbesar keempat di dunia. Adapun jumlah pekerja rumah tangga saat ini di Saudi sekitar 2,3 juta pekerja.

Di bawah Visi Saudi 2030, Al-Naim mengatakan bahwa mereka berupaya untuk membuat pasar tenaga kerja lebih menarik bagi pekerja asing. Menurutnya, kementerian tersebut telah bekerja dalam berkoordinasi dengan Organisasi Buruh Internasional (ILO) PBB dan badan-badan terkait lainnya. Langkah itu dilakukan guna mengembangkan undang-undang yang melindungi hak-hak para pengusaha (majikan) dan pekerja, serta untuk mengurangi terjadinya pelanggaran terhadap pekerja migran.

Al-Naim juga membagikan rincian tentang skema MUSANED, di mana rekruitmen pekerja asing diproses melalui platform elektronik yang menyediakan berbagai layanan. Termasuk, layanan e-kontrak dan e-Visa.

"Program ini memfasilitasi prosedur rekruitmen dan pengamanan hak-hak pihak terkait," kata Al-Naim, dilansir dari Arab News, Sabtu (2/12).

Arab Saudi merupakan anggota aktif dari ILO. Sistem tenaga kerja mereka juga sesuai dengan ketentuan organisasi internasional tersebut.

Pada Selasa (27/11) lalu, Al-Naim menangani agen perekruitan Saudi dan 32 anggota delegasi dari Kolombo di Ruang Dewan Saudi. Pada pertemuan itu, tim Saudi dipimpin oleh Mansour Al-Shathri, yang merupakan ketua Komite Saudi untuk Dewan Pasar Tenaga Kerja Saudi. Pertemuan ini adalah penandatanganan beberapa konvensi terkait perlindungan hak-hak pekerja, serta pencegahan pelanggaran terhadap buruh, pelanggaran kontrak, tidak dibayarnya gaji dan gaji yang tertunda.

Sementara itu, Mansour Al-Shathri, ketua Komite Saudi untuk Dewan Ruang Bursa Tenaga Kerja Saudi, mengatakan bahwa pertemuan tersebut digelar dalam rangka meninjau peraturan pasar tenaga kerja Saudi untuk melindungi hak para pekerja ekspatriat (asing). Selain itu, pertemuan juga digelar untuk memperbaiki lingkungan kerja dan memastikan adanya hubungan yang benar antara majikan dan pekerja dalam kerangka kesepakatan tenaga kerja bilateral.

Tim kunjungan itu dipimpin oleh Mangala Randeniya, wakil manajer umum dari Kantor Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Sri Lanka (SLBFE). Pada kesempatan itu, hadir pula Duta Besar Sri Lanka, Azmi Thassim.

Thassim lantas menyambut usaha pemerintah Saudi untuk menjaga konsistensi dalam mengelola kekuatan pekerja asing yang besar tersebut. Ia mengatakan, di bawah Visi Saudi 2030, hak-hak para pekerja dilindungi dan kepentingan mereka juga akan dijaga.

Thassim mengatakan, terdapat lebih dari 200 ribu pekerja domestik Sri Lanka di Arab Saudi. Separuh dari mereka adalah pembantu rumah tangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement