Ahad 03 Dec 2017 10:19 WIB

Paus Ungkap Alasan tak Sebut Rohingya di Myanmar

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agus Yulianto
Paus fransiskus
Paus fransiskus

REPUBLIKA.CO.ID, VATICAN -- Paus Fransiskus baru saja menyudahi lawatan ke Myanmar. Selama di negeri tersebut, pemimpin umat Katolik sedunia ini, tidak menyebut etnis Rohingya dalam keterangan-keterangan resminya.

Paus Fransiskus mengungkapkan alasannya. Menurut dia, pesan-pesannya dapat tersampaikan dengan baik kepada pemimpin sipil dan militer Myanmar dengan cara demikian. Dia khawatir bila secara eksplisit menyebut Rohingya, upaya dialog akan kandas sebelum dimulai.

"Buat saya, yang terpenting adalah pesan-pesan tersampaikan. Berupaya untuk mengatakan satu hal dalam satu kesempatan, untuk kemudian menyimak tanggapannya," kata Paus Fransiskus kepada Reuters di dalam pesawat yang mengantarkannya ke Roma, Italia, Ahad (3/12).

"Jika dalam keterangan resmi saya (selama di Myanmar) menggunakan istilah itu (Rohingya), mereka akan langsung menutup pintu dialog di hadapan kita. Namun, (di tengah publik biasa) saya menjelaskan situasinya, hak-hak mereka (etnis Rohingya) dan menegaskan tidak boleh ada yang dikucilkan, utamanya itu (hak-hak) kewarganegaraan. Jadi, dengan cara ini saya dapat lebih lanjut berdialog secara empat mata (dengan pemimpin Myanmar)," jelas Paus Fransiskus.

Isu Rohingya kembali mencuat ke tingkat global setidaknya sejak Agustus tahun ini. PBB telah menegaskan adanya genosida atas etnis yang mayoritasnya kaum Muslim itu di Myanmar.

Namun, sampai saat ini, rezim Myanmar tidak memberikan hak kewarganegaraan kepada orang-orang Rohingya. Mereka masih dianggap pemerintah setempat sebagai pendatang asal Bangladesh. Di sisi lain, bukti-bukti historis menunjukkan, etnis Rohingya telah menetap di Myanmar utara, khususnya negara-bagian Rakhine, ratusan tahun sebelum negeri itu merdeka.

Sampai sekarang, ratusan ribu orang Rohingya hidup terlunta-lunta sebagai pengungsi di Bangladesh. Dalam kunjungannya tersebut, Paus Fransiskus berjumpa dengan anak-anak yatim dan para pengungsi Rohingya di Bangladesh. Dia berharap, mereka tabah dan kuat dalam keimanan masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement