Rabu 06 Dec 2017 18:19 WIB

Warga Palestina Bakar Poster Trump

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
Warga Tepi Barat Palestina berunjukrasa memprotes rencana pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel oleh pemerintahan Trump, Rabu (6/12). Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.
Foto: Mahmoud Illean/AP
Warga Tepi Barat Palestina berunjukrasa memprotes rencana pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel oleh pemerintahan Trump, Rabu (6/12). Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Warga Palestina melakukan demonstrasi guna menolak penunjukan Yerusalem seagai Ibu Kota Israel. Dalam aksi itu warga membakar poster Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai bentuk protes.

Seperti dilansir laman Metro.co.uk, Rabu (6/12), demonstrasi segera dilakukan setelah Trump berencana mengumukan pengakuan Yerusalem sebagai bagian dari Israel. Gelomang protes terus dilakukan warga hingga saat ini.

Keputusan sepihak Trump menjadikan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel turut menyita perhatian dua sekutu besar AS, Prancis dan Arab Saudi. Dalam sambungan telepon Pangeran Khalid bin Salman mengatakan, keputusan apapun terkait Yerusalem akan memiliki dampak yang besar terhadap proses perdamaian di timur tengah.

Hal serupa juga diungkapkan Presiden Perancis Emmanuel Marcon yang mengatakan, status Yerusalem harus diputuskan melalui perundingan damai Israel dan Palestina. Marcon menambahkan, hal yang lebih utama lagi adalah pembentukan kedua negara agar dapat berdampingan dalam keamanan perdamaian dengan Yerusalem sebagai ibu kota mereka.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mencibir keputusan sepihak Trump atas Yerusalem. Dia mengatakan, kebijakan itu menunjukan ketidakmampuan dan kegagalan Amerika dalam menjaga perdamaian.

Khamenei mengatakakan, Trump mencoba memulai perang dengan tujuan untuk melindungi keamana Israel. "Pemerintah Amerika pernah berkata perang harus dilakukan dikawasan untuk melindungi kepentingan rezim Zionis," kata Ayatollah Ali Khamenei.

Sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sedang menunggu pernayatan resmi dari Donald Trump terkait pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Dia juga memperingatkan konsekuensi yang timbul dari tindakan tersebut.

"Sebagai masalah prinsip, Sekretaris Jenderal telah mengatakan ia secara terus-menerus telah memperingatkan agar tak ada tindakan sepihak yang akan memiliki potensi merusak penyelesaian dua-negara," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement