Kamis 07 Dec 2017 02:40 WIB

Coba Pertahankan Status Yerusalem, May akan Kontak Trump

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Reiny Dwinanda
Perdana Menteri Inggris, Theresa May.
Foto: AP/Michel Euler
Perdana Menteri Inggris, Theresa May.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Theresa May berencana untuk menjalin pembicaraan dengan Presiden AS Donald Trump demi mempertahankan status Yerusalem. Menurutnya, status tersebut harus ditentukan sebagai bagian dari penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina.

"Saya bermaksud untuk berbicara dengan Presiden Trump tentang masalah ini. Status Yerusalem harus ditentukan dalam kesepakatan negosiasi antara Israel dan Palestina," ujar May, Rabu (6/12).

May berpendapat, Kota Tua itu pada akhirnya harus dibagi antara Israel dan negara Palestina yang merdeka di masa depan. Ia menjelaskan, seharusnya ada negara Palestina yang berdaulat dan layak sebagai bagian dari solusi dua negara.

"Yerusalem pada akhirnya harus membentuk modal bersama antara negara Israel dan Palestina," ungkap May.

Keputusan Trump dinilai akan memicu perselisihan antara AS dengan negara-negara lain di dunia. Kebijakan ini juga telah menghalangi upaya untuk melanjutkan perundingan damai yang telah berlangsung lama antara Israel dan Palestina.

Yerusalem terus menjadi inti konflik antara Israel dan Palestina. Orang-orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur yang diduduki Israel sebagai Ibu Kota negara mereka yang merdeka di masa depan.

Rencana May pun buyar menyusul Ibu Kota Israel pada Rabu (7/12) waktu setempat." href="http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/17/12/07/p0k022414-trump-resmi-akui-yerusalem-sebagai-ibu-kota-israel" target="_blank">keputusan Trump untuk mengumumkan pengakuannya terhadap Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada Rabu (6/12) waktu setempat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement