REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Warga Ethiopia termasuk di antara migran Afrika yang telah terjebak dalam perbudakan di negara Afrika Utara, Libya, kata seorang pejabat Ethiopia pada Kamis (7/12).
Ketika berbicara kepada wartawan, Juru Bicara Kementerian Urusan Luar Negeri Ethiopia (MoFA) Meles Alem mengatakan pemerintahnya berusaha mempersiapkan dokumen perjalanan buat warga negara Ethiopia yang rentan pulang ke negeri mereka.
Ia juga mengatakan warga Ethiopia telah diidentifikasi sebagai bagian dari jaringan penyelundup manusia yang menjual migran Afrika sebagai budak di Libya.
Ratusan ribu migran Arika dalam beberapa tahun belakangan telah menggunakan Libya yang terletak di pantai selatan Laut Tengah sebagai jalur persinggahan untuk diselundupkan ke Eropa.
Namun, karena Libya berada dalam kekacauan sejak tergulingnya penguasa lama Muammar Gaddafi pada 2011, negeri itu telah menjadi surga buat kelompok teror dan penjahat. Kisah migran Afrika yang dijual sebagai budak di Libya telah melukai perasaan rakyat Ethiopia yang masih ingat penghukuman mati sebanyak dua lusin migran Ethiopia oleh pelaku teror pada April 2015 di Libya.