REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik Jeffrey Feltman melakukan lawatan ke Korea Utara (Korut), Sabtu (9/12). Kunjungan ini dimanfaatkan Feltman untuk membahas ketegangan serta kekhawatiran pecahnya perang akibat aksi uji coba rudal Pyongyang.
Dalam kunjungannya, Feltman bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho dan wakilnya Pak Myong-kuk. Berdasarkan pernyataan yang dirilis PBB, baik Feltman maupun Ri Yong-ho sama-sama mengakui bahwa situasi saat ini adalah masalah keamanan yang peling menegangkan dan berbahaya di dunia.
Oleh itu, Feltman menyampaikan kepada Ri Yong-ho agar negaranya tidak keliru dalam bertindak karena berpotensi memantik peperangan. Korut pun diminta agar membuka diri guna mengurangi risiko konflik.
Pada kesempatan tersebut, Feltman menegaskan masyarakat internasional sangat mengharapkan tercapainya solusi damai guna mengakhiri ketegangan di Semenanjung Korea. Feltman menggarisbawahi bahwa masyarakat internasional, yang khawatir dengan meningkatnya ketegangan, berkomitmen terhadap pencapain solusi damai, kata PBBdalam pernyataannya, dikutip laman The Telegraph, Ahad (10/12).
Situasi di Semenanjung Korea kembali memanas setelah Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menggelar latihan militer gabungan. Latihan gabungan yang dimulai sejak awal pekan ini melibatkan setidaknya 200 pesawat, termasuk enam pesawat tempur siluman F-22 dan 18 pesawat F-35 milik AS. Latihan ini segera dikecam oleh Korut.
Pyongyang mengatakan, latihan militer gabungan tersebut jelas merupakan provokasi peperangan terhadap Korut. Pertanyaan yang tersisa sekarang adalah kapan perang itu akan pecah? kata Kementerian Luar Negeri Korut dalam sebuah pernyataan.
Korut sendiri kembali menguji rudal balistiknya akhir bulan lalu. Korut mengklaim rudal tersebut merupakan rudal balistik antarbenua dan telah sukses diuji coba.
Rudal terbarunya ini dilaporkan dapat mencapai ketinggian 4.500 kilometer dengan daya jelajah 960 kilometer. Dengan demikian, para pakar pertahanan memprediksi bahwa rudal Korut telah memiliki kemampuan untuk menjangkau daratan AS.