REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar akan membeli 24 jet tempur thypoon senilai senilai delapan miliar dolar AS dari Inggris untuk menambah stok persenjataan berteknologi tinggi. Kesepakatan antara kedua negara ditandatangani di Doha oleh Menteri Pertahanan Qatar Khalid bin Mohammed al-Attiyah dan mitranya dari Inggris, Gavin Williamson.
Hal ini merupakan pembelian terbesar pesawat tempur thypoon selama lebih dari satu dekade. "Jet-jet berat ini akan meningkatkan misi militer Qatar untuk mengatasi tantangan di Timur Tengah, yang mendukung stabilitas di kawasan ini, dan memberikan keamanan di rumah," kata Williamson dikutipdari Al-Jazeera, Senin (11/12).
Kesepakatan pembelian jet tempur thypoon itu juga mencakup pelatihan personel angkatan udara. Selain itu, kedua negara juga sepakat untuk membuat skuadron operasi bersama. Hal ini menandai dimulainya sebuah kemitraan antara angkatan udara Qatar dan Royal Air Force Inggris (RAF).
"Skuadron menangani semua operasi tempur udara, memastikan kesiapan tempur untuk semua pilot dan teknisi Qatar dan Inggris," kata Williamson.
Williamson melanjutkan, hal ini juga akan memberikan peran penting dalam cakupan operasional dan keamanan udara selama acara Piala Dunia pada 2022 mendatang.
Qatar menyebut pada Kamis (6/12) lalu, pihaknya akan membeli 12 jet tempur Dassault Rafale dari perusahaan penerbangan Prancis dalam kesepakatan senilai satu miliar dolar AS. Kedua kesepakatan tersebut terjadi sebagai penanda bahwa blokade melawan Qatar telah selesai selama lebih dari enam bulan.
Pada 5 Juni lalu, Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Uni Emirat Arab menyatakan akan memotong semua hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Qatar. Negara-negara tersebut menuduh Qatar memiliki hubungan dengan terorisme, memperkuat hubungannya dengan Iran, dan ikut campur dalam urusan internal negara lain. Namun pihak Qatar membantah semua tuduhan itu.