Rabu 13 Dec 2017 01:19 WIB

Kunjungan Delegasi Bahrain ke Israel Tuai Kritik

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Budi Raharjo
Palestina-Israel bentrok setelah pernyataan Trump
Foto: Voa news
Palestina-Israel bentrok setelah pernyataan Trump

REPUBLIKA.CO.ID,AL-MANAMAH -- Delegasi Bahrain yang beranggotakan 25 orang melakukan kunjungan ke Yerusalem sejak Sabtu (9/12) waktu setempat. Meskipun mereka bukan perwakilan dari pemerintah, namun kunjungan tersebut menuai kritkan di tengah unjuk rasa besar-besaran dari dunia Muslim yang mengecam pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Menurut Jerusalem Post, Selasa (12/12), meskipun kelompok tersebut bukan perwakilan dari pemerintah manapun, kedatangannya selama lima hari itu diklaim ketua Simon Wiesenthal Center Rabbi Abraham Cooper, telah membuat janji dengan baik dengan Raja Bahrain Hamad bin Isaal-Khalifa untuk mengizinkan warganya bepergian ke Israel.

Simon Wiesenthal Center merupakan sebuah LSM yang menjadi tuan rumah yang menyambut kelompok tersebut. "Ini bukan urusan antar-pemerintah tapi terinspirasi dari pernyataanya. Dia memberi isyarat yang jelas dan inilah dia," kata Cooper.

"Para pengunjung tersebut adalah delegasi antaragama yang berailiasi dengan LSM tersebut di Bahrain," kata pemimpin delegasi Betsy Mathieson. Sekitar setengah dari kelompok ini adalah penduduk asli Bahrain sementara separuhnya lagi terdiri dari ekspatriat yang menjadi warga negara Bahrain.

"Kami di sini bukan untuk berinteraksidengan pemerintah atau politisi. Kami di sini untuk membicarakan perdamaian dan koeksistensi," ujarnya.

Bagaimanapun juga, kunjungan tersebut memicu kemarahan warga Palestina dan juga negara-negara Arab dan dunia Muslim lainnya. Meskipun Mathieson memiliki jawaban untuk membantah tuduhan pengkhianatan. "Kunjungan kami sudah direncanakan selama berbulan-bulan. Kami tidak bisa membiarkan pesan kami untuk hidup berdampingan secara damai digagalkan oleh sesuatu yang terjadi di dunia politik," katanya.

"Kelompok yang mengunjungi Israel tersebut mencakup Muslim Suni dan Syiah, orang Kristen, pemimpin sebuah kuil Hindu dan seorang Sikh," kata Mathieson. "Ini adalah komunitas perwakilan sejati Bahrain."

"Kami tidak memerlukan dukungan pemerintah, kami sedang melakukan perjalanan dengan tenaga sendiri," kata Mathieson. "Pesan kami adalah koeksistensi damai." Dia mengatakan bahwa berbagai agama di Bahrain dapat hidup harmonis selama ratusan tahun dan kami ingin berbagi ini dengan dunia.

"Kami di sini untuk berbicara tentang kebebasan beragama dan mengatakan bahwa kami memiliki keamanan total," ujar Mathieson yang lahir di Skotlandia. Dia mengatakan bahwa dia telah masuk dengan paspor Inggrisnya, namun ada juga yang masuk dengan paspor Bahrain. "Kami diliputi oleh cinta dan kebaikan yang ditunjukkan pada kami," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement