Rabu 13 Dec 2017 06:11 WIB

Tersangka Pengeboman di NY Peringatkan Trump di Facebook

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agus Yulianto
Evakuasi pascaledakan di New York
Foto: AP
Evakuasi pascaledakan di New York

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Akayed Ullah, tersangka pelaku pengeboman di New York (NY) menuliskan sebuah pesan kepada trump di Facebook. Postingan yang ditulis Akayed terungkap dalam tuntutan yang diajukan oleh Jaksa Federal pada Selasa (12/12).

 
"Trump, Anda gagal melindungi bangsamu," adalah hal yang ditulis Akayed. Jaksa menyatakan, imigran dari Bangladesh tersebut melakukan pemboman terinspirasi oleh kelompok Negara Islam di negaranya. Akayed melukai dirinya sendiri dan tiga orang lainnya pada serangan Senin (11/12) pagi.
 
Pria berusia 27 tahun ini dikenai tuduhan meledakkan sebuah perangkat kasar yang dililitkan pada tubuhnya di sebuah underpas di Terminal Bus Otoritas Pelabuhan Manhattan pada waktu sibuk.
 
Departemen Kepolisian New York (NYPD) membuat sebuah postingan di twitter bahwa Akayed menghadapi tuntutan negara termasuk kepemilikan senjata secara kriminal, mendukung tindakan terorisme, dan membuat ancaman teroris. Tuduhan federal yang diumumkan pada hari Selasa termasuk memberikan dukungan material kepada sebuah organisasi teroris asing, menggunakan senjata pemusnah massa dan mengebom sebuah tempat umum.
 
Menurut keluhan federal yang diajukan jaksa, Akayed setelah penangkapan mengatakan dirinya melakukan hal tersebut untuk Negara Islam. Dirinya juga mengatakan kepada penyidik bahwa dia merasa termotivasi oleh serangan udara Amerika terhadap target ISIS.
 
Keluhan tersebut juga mengatakan bahwa Akayed menggunakan material termasuk lampu natal untuk membuat alat peledaknya. Alat tersebut kemudian ditempelkan di tubuhnya dengan tali Velcro.
 
Dalam sebuah pencarian di rumah tersangka di wilayah Brooklyn, New York City, mengungkapkan ditemukannya pipa logam, potongan kawat, dan sekrup logam yang sesuai dengan bahan bom yang ditemukan di tempat kejadian. "Tersangka mengakui bahwa dia mulai meneliti bagaimana merakit sebuah bom sekitar setahun yang lalu dan telah merencanakan serangan khusus selama beberapa minggu. Dia memilih lokasi dan waktu yang bisa memaksimalkan korban jiwa," ujar jaksa Kim Joom.
 
Akayed sendiri bermigrasi ke AS dengan visa keluarga pada tahun 2011 dari daerah Chittagong di Bangladesh. Pemerintah Bangladesh mengatakan, bahwa dirinya tidak memiliki catatan kriminal di negara tersebut. Paman Akayed menyatakan kunjungan terakhir yang dilakukannya adalah pada bulan September selama enam minggu.
 
Istri Akayed tidak ikut bergabung dengannya di AS. Istri dan pihak keluarga saat ini sedang diperiksa untuk ditanyai dan mencoba memahami bagaimana Akayed bisa mengalami radikalisasi.
 
Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan hari Senin yang menyusul serangan teror di Manhattan pada bulan Oktober yang menewaskan delapan orang disoroti sebagai kebutuhan mendesak dan perlu reformasi legislatif untuk melindungi rakyat Amerika. "Amerika harus memperbaiki sistem imigrasi yang lemah yang memungkinkan terlalu banyak orang yang berisiko dan tidak memiliki hak untuk mengakses negara kita," ujar Trump.

sumber : bbc.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement