REPUBLIKA.CO.ID, GOTHENBURG -- Tidak aneh jika klaim Presiden Donald Trump terkait Yerusalem sebagai ibu kota Israel melecut protes di negara-negara Islam. Seperti Timur Tengah dan Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Namun ternyata, klaim ini juga menuai protes dari sebuah kota di Swedia, Gothenburg. Markas besar Volvo Car AB ini membara pekan lalu. Mereka menyerukan 'intifada' dan mengancam akan menembak orang-orang Yahudi.
Pada Jumat lalu, sinagog di Gothenburg dibakar. Dilansir di Bloomberg, Eropa telah mengalami perubahan demografi. Saat ini, orang Arab dan imigran Muslim telah sedikit demi sedikit menggeser mayoritas.
Protes dan aksi damai diizinkan di Eropa. Sehingga Muslim yang tinggal di Swedia pun menikmati kebijakan kebebasan menyampaikan aspirasi. Muslim Eropa juga mulai memainkan peran aktif baik di politik maupun ranah sosial.
Aksi protes di Gothenburg memang lepas dari kendali. Media Barat menilai masuknya Islam dan imigran Muslim ke Swedia menjadi momoknya. Mereka dinilai radikal sehingga membahayakan Eropa.
Secara umum, Swedia tetap menyambut imigran dan pengungsi. Per 2015, negara ini menerima jumlah terbesar pengungsi Suriah per kapita dibanding negara Eropa lain. Jumlahnya kedua terbesar setelah Jerman.
Advertisement