Jumat 15 Dec 2017 00:15 WIB

Resolusi DK PBB Terhadap Korut Harus Diterapkan Penuh

Uji coba peluncuran rudal jarak jauh Hwasong-12 di Pyongyang, Korea Utara (ilustrasi).
Foto: AP
Uji coba peluncuran rudal jarak jauh Hwasong-12 di Pyongyang, Korea Utara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan pada Kamis (14/12) resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai kegiatan pengembangan nuklir dan peluru kendali Korea Utara harus sepenuhnya diterapkan oleh Pyongyang dan negara lainnya.

Guterres memberikan tanggapannya kepada wartawan setelah bertemu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Tokyo, beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson menawarkan untuk memulai pembicaraan langsung dengan Korea Utara tanpa syarat.

Gedung Putih mengatakan pada Rabu tidak ada perundingan yang akan digelar, hingga Korea Utara memperbaiki sikapnya. Gedung Putih menolak untuk mengatakan apakah Presiden Donald Trump, yang telah mengambil langkah lebih ketat terhadap Pyongyang daripada Tillerson, memberikan persetujuan atas tawaran diplomat tertinggi AS itu.

"Sangat jelas resolusi Dewan Keamanan PBB harus sepenuhnya diterapkan, pertama-tama oleh Korea Utara namun juga oleh semua negara yang perannya sangat penting untuk mencapai hasil yang kita semua inginkan, yaitu penghentian pengembangan nuklir di Semenanjung Korea," kata Guterres.

Jepang menegaskan saat ini adalah waktunya untuk memberi tekanan maksimal terhadap Pyongyang, bukan memulai perundingan mengenai kegiatan pengembangan peluru kendali dan nuklir Korea Utara. Tillerson muncul, hampir dua minggu setelah Korea Utara mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil melakukan uji coba peluru kendali balistik antarbenua (ICBM) yang dapat menjangkau seluruh daratan Amerika Serikat.

Pada September, Korea Utara menembakkan sebuah peluru kendali balistik yang melewati wilayah udara pulau Hokkaido, yang terletak di bagian utara Jepang. Penembakkan peluru kendali kedua, terbang melintasi Jepang dalam waktu kurang dari sebulan sejak peristiwa pertama.

Korea Utara tampaknya tidak tertarik melakukan perundingan dengan Amerika Serikat sampai mereka mampu mengembangkan kemampuan untuk menghantam daratan utama AS dengan peluru kendali jenis nuklir. Kepala urusan politik Perserikatan Bangsa-Bangsa Jeffrey Feltman, yang mengunjungi Pyongyang pekan lalu, mengatakan pada Selasa pejabat tinggi Korea Utara tidak menawarkan komitmen apapun untuk perundingan, namun dia menyakini tidak tertutup kemungkinan hal itu terjadi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement