REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura, pada Rabu (13/12), mendesak Rusia untuk mendorong rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad mengadakan pembicaraan langsung dengan pihak oposisi. Menurutnya, pembicaraan ini penting untuk menyelesaikan krisis dan perang sipil Suriah yang berlangsung hampir tujuh tahun.
De Mistura mengatakan Presiden Rusia Vladmir Putin adalah tokoh yang tepat untuk membujuk pemerintahan Assad agar sudi berunding dengan kelompok oposisi. "Yakinkan rezim (Suriah) bahwa tidak ada waktu untuk kalah," katanya ketika ditanya apa yang bisa dilakukan oleh Putin dalam proses ini,seperti dilaporkan laman Asharq Al-Awsat.
"Untuk memenangkan perdamaian, Anda harus memiliki keberanian untuk mendorong pemerintah untuk menerima bahwa harus ada sebuahkonstitusi baru dan pemilihan baru, melalui PBB," ujar de Mistura menambahkan.
Ia menilai, pembicaraan antara perwakilan pemerintah dan kelompok oposisi Suriah harus secepatnya dilakukan. Sebab bila tidak mengupayakan perdamaian dengan segera melalui mediasi PBB, Suriah kian terancamdan terpecah belah.
Putin memang diketahui sebagai sekutu Assad dalam konflik sipil di Suriah. Putin, dengan permintaan Assad, mengutus pasukan dan armada militernya ke Suriah untuk memerangi kelompok milisi dan oposisi yangmerongrong kekuasaan Assad.
Bantuan ini memang berdampak signifikan bagi rezim Assad.Kelompok milisi dan oposisi di negaranya berhasil dipukul mundur akibatgempuran serangan udara Rusia. Tak ayal pada November lalu, Assad mengucapkanterima kasih kepada Putin. Assad menilai Putin telah membantu menyelamatkannegaranya.