REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Sebanyak 12 warga sipil Yaman tewas dan beberapa orang lagi cedera akibat pengeboman udara yang dilancarkan oleh pesawat koalisi pimpinan Arab Saudi di Provinsi Taiz, bagian barat daya Yaman, Kamis (14/12).
Pesawat koalisi militer pimpinan Arab Saudi melancarkan sejumlah serangan udara ke satu jembatan yang menghubungkan Barah dengan Makbana di Provinsi Taiz, sehingga merenggut korban jiwa di kalangan warga sipil, kata pejabat militer yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
"Pengeboman udara juga membuat jembatan tersebut hancur total," kata sumber militer Yaman itu.
Dalam beberapa hari belakangan, warga sipil menjadi sasaran serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi baik di Provinsi Taiz di bagian barat-daya negeri tersebut maupun di Kota Pelabuhan Hideidah, yang strategis saat pertempuran masih berlangsung dan bertambah sengit.
Pertempuran antara gerilyawan Syiah Al-Houthi dan tentara Pemerintah Yaman yang didukung oleh Uni Emirat Arab (UAE) berkecamuk dengan sengit di dekat Kota Pelabuhan Hodeidah di Yaman Barat. Tentara Pemerintah Yaman, yang didukung UEA membuat kemajuan besar di lapangan dan mendesak gerilyawan Al-Houthi ke luar daerah penting di dekat Kota Pelabuhan Hodeidah yang dikuasai milisi Al-Houthi.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi telah meningkatkan serangan udara terhadap posisi petempur Al-Houthi di Ibu Kota Yaman, Sana'a, yang dikuasai Al-Houthi, dan sekitarnya sejak gerilyawan Syiah itu membunuh mantan presiden Ali Abdullah Saleh pada 4 Desember.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi telah ikut campur dalam konflik Yaman pada Maret 2015 untuk memerangi gerilyawan Al-Houthi, yang bersekutu dengan Iran, dan mendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi -yang diakui masyarakat internasional dan dipaksa oleh gerilyawan Al-Houthi untuk hidup di pengasingan di Arab Saudi.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang Yaman, kebanyakan anak kecil, membuat tiga juta orang terusir dari rumah mereka, dan menyulut bencana kemanusiaan paling parah di dunia.
Ketegangan telah meningkat di Sana'a dan provinsi lain di bagian utara negeri itu setelah petempur Al-Houthi membunuh orang kuat sekutu mereka, Saleh, setelah mantan presiden Yaman tersebut beralih sekutu dan mendukung koalisi anti-Al-Houthi.