REPUBLIKA.CO.ID, SOMALIA -- Sedikitnya 18 polisi tewas dan 15 lagi cedera dalam serangan bom bunuh diri pada Kamis pagi (14/12), di satu akademi polisi di Ibu Kota Somalia, Mogadishu. Pelaku pemboman meledakkan rompi peledaknya ketika polisi sedang sarapan. Pernyataan ini, bertolak-belakang dengan laporan sebelumnya bahwa polisi sedang melakukan pelatihan parade.
"Pelaku pemboman berseragam polisi dan meledakkan bom, ketika polisi sedang makan pagi," kata Penjabat Kepala Polisi Muktar Hussein Afrah kepada wartawan, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.
Menteri Negara di Kantor Perdana Menteri Abdullahu Hamud juga mengonfirmasi, polisi telah mengidentifikasi pelaku pemboman dan akan menyiarkan perinciannya setelah mereka menyelesaikan penyelidikan.
Kelompok gerilyawan Ash-Shabaab mengaku bertanggung-jawab atas serangan tesebut, yang dilancarkan dua bulan setelah pemboman truk 14 Oktober di satu persimpangan padat lalu-lintas di Mogadishu sehingga menewaskan 512 orang dan melukai lebih dari 300 orang lagi.
Gerilyawan di belakang serangkaian serangan di negara Tanduk Afrika itu menyatakan, mereka menewaskan 27 polisi dan melukai lebih banyak lagi. Kelompok gerilyawan garis keras seringkali membesar-besarkan jumlah orang yang mereka bunuh atau lukai.
Kelompok tersebut tidak mengaku bertanggung-jawab atas serangan 14 Oktober. Pemerintah di Mogadishu juga mengumumkan akan menunda turnamen antar-negara bagian, yang dijadwalkan dimulai pada Kamis untuk berkabung buat polisi yang jadi korban.
Panglima Militer Mayor Jenderal Abdiweli Jama Warsama menyeru militer agar tetap siaga setelah serangan itu. "Saya menyeru semua personel Tentara Nasional Somalia agar tetap siaga dan memastikan kita tidak menghadapi serangan serupa lagi," kata Warsame.