Sabtu 16 Dec 2017 04:36 WIB

Pasukan Israel Lukai Lebih dari 40 Orang Palestina

Seorang warga Palestina ditangkap tentara Israel karena mencoba menerobos pos pemeriksaan menuju kawasan kompleks Al Quds di Jerusalem, Jumat (16/6). Israel melakukan pengawasan ketat termasuk menentukan siapa yang boleh memasuki komples masjid Al Aqsa tersebut.
Foto: Alaa Badarneh/EPA
Seorang warga Palestina ditangkap tentara Israel karena mencoba menerobos pos pemeriksaan menuju kawasan kompleks Al Quds di Jerusalem, Jumat (16/6). Israel melakukan pengawasan ketat termasuk menentukan siapa yang boleh memasuki komples masjid Al Aqsa tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Tentara Israel menembak dan melukai lebih dari 40 warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki pada Jumat (15/12). Seorang pejabat medis Palestina mengatakan, mereka melakukan demonstrasi atas pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang telah memasuki minggu kedua.

Di dekat kota Palestina Ramallah di Tepi Barat, pasukan polisi Israel mengatakan mereka menembak seorang pria setelah dia menikam dan menyakiti salah satu anggota unit mereka. Fotografer Reuters mengatakan dia melihat seorang Palestina yang terluka dan jatuh. Dia memegang pisau kecil dan memakai apa yang tampak seperti sabuk bom.

Pejabat medis mengatakan tiga lagi orang Palestina ditembak dan terluka di Tepi Barat. Sebanyak 38 lainnya terluka di lokasi kejadian di perbatasan Jalur Gaza, dimana kelompok Hamas yang dominan menyerukan pemberontakan melawan Israel sebagai protes terhadap keputusan Trump keputusan pada 6 Desember.

Militer Israel mengatakan bahwa sekitar 2.500 orang Palestina turut ambil bagian dalam kerusuhan di Tepi Barat. Mereka membakar ban, dan melemparkan bom api dan batu ke tentara dan polisi perbatasan. "Pasukan mengambil tindakan untuk membubarkan kerusuhan tersebut," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pemandangan serupa terjadi di sepanjang perbatasan Jalur Gaza, di mana sekitar 3.500 orang Palestina berdemonstrasi. "Selama aksi kekerasan tentara IDF menembak secara selektif ke arah penghasut utama," kata militer.

Gaza juga menjadi saksi peluncuran roket hampir setiap malam ke arah Israel oleh militan Palestina, yang tidak menyebabkan korban. Sebuah serangan balasan Israel di Gaza membunuh dua orang bersenjata Hamas.

Pengumuman Trump, membalikkan kebijakan AS yang telah berlangsung beberapa dasawarsa yang mana memperlakukan status Yerusalem sebagai masalah bagi negosiasi Israel-Palestina. Pengumuman itu memicu kemarahan di dunia Arab dan Muslim dan keprihatinan di antara sekutu Eropa Washington.

Yerusalem adalah kota suci bagi orang Yahudi, Muslim dan Kristen. Israel merebut Yerusalem Timur dari pasukan Arab pada tahun 1967 pada Perang Timur Tengah dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak diakui internasional.

Warga Palestina berharap bahwa sebagian kota akan menjadi ibu kota negara merdeka masa depa. Pemimpin Palestina mengatakan bahwa langkah Trump adalah pukulan serius bagi proses perdamaian yang telah berlangsung lama namun hampir mati.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement