REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Moskow dan Riyadh menandatangani sebuah perjanjian kerjasama untuk penggunaan tenaga nuklir. Dilansir di Middle East Monitor, Sabtu (16/12), kepala perusahaan tenaga nuklir milik negara Rusia, Rosatom, menandatangani kesepakatan dengan kepala Raja Abdullah untuk Tenaga Nuklir Maher Al-Awdan.
Sebagai bagian dari dorongan untuk mengurangi ketergantungannya pada bensin, Arab Saudi berencana memproduksi 17,6 gigawatt listrik melalui pembangkit listrik tenaga nuklir pada 2032.
"Kami akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir dan kami berharap dapat segera mulai bekerja untuk memenuhi kebutuhan dasar kami," ujar Gubernur Otoritas Regulasi Listrik & Kogenerasi Saudi (ECRA), Abdullah Al-Shehri.
Dia mencatat bahwa ada beberapa tantangan di Kerajaan mengenai produksi listrik, khususnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya permintaan.
Advertisement