REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Sebanyak 70 persen perempuan di Arab Saudi siap mengemudi setelah izin resminya keluar Juni 2018 . Dilansir di Saudi Gazette, Ahad (18/12), mereka tak sabar memiliki opsi lain bertransportasi.
Studi yang dilakukan Ipsos menunjukkan awalnya perempuan hanya punya dua pilihan untuk bepergian di Saudi. Pertama, diantar oleh anggota keluarga laki-laki atau menggunakan kendaraan sewa melalui aplikasi.
Sedikitnya satu dari lima keluarga juga memiliki sopir pribadi. Setelah kebijakan perempuan bisa mengemudi disahkan, studi Ipsos menunjukkan banyak perubahan yang akan terjadi.
Kebijakan ini akan berpengaruh pada keluarga, ekonomi, otomotif dan banyak lagi. Mayoritas penduduk Saudi, tepatnya 63 persen mendukung kebijakan ini. Mereka yakin penghapusan larangan akan membawa imbas positif pada modernisasi Saudi Arabia, juga meningkatkan kemandirian perempuan.
Mayoritas perempuan mengatakan mereka akan beli mobil setelah izin mengemudi keluar. Ini mengingat peningkatan kebutuhan keluarga di masa sekarang.
Pihak kontra menilai ini menjadi salah satu implikasi negatif yang muncul diantara banyak lainnya, seperti terkait dengan kemacetan, keamanan di jalan, serta peningkatan kekerasan pada perempuan di jalanan.
Meski demikian, perempuan tetap tidak bisa memutuskan sendiri untuk membeli mobil. Pengambil keputusan terakhir tetap berada di tangan laki-laki. Selain hal ini, diperkirakan satu dari dua rumah tangga akan berhenti menggunakan jasa sopir.
Advertisement