REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden AS Mike Pence menunda kunjungannya ke Mesir dan Israel pekan ini untuk memberikan suara kongres mengenai rencana perbaikan pajak AS. Pence telah dijadwalkan berangkat pada Selasa malam ke Kairo. Sebagai gantinya, perjalanan tersebut akan dijadwal ulang pada 14 Januari.
Pence menghabiskan tiga hari di wilayah tersebut dengan pemberhentian di Kairo dan Yerusalem. Pejabat Gedung Putih mengatakan, penundaan tersebut tidak terkait dengan reaksi di wilayah tersebut terhadap keputusan Trump.
"Wakil presiden berkomitmen melihat pemotongan pajak sampai ke garis akhir. Wakil presiden berharap bisa melakukan perjalanan ke Mesir dan Israel pada Januari," kata juru bicara Pence Alyssa Farah.
Pence telah menjadi tokoh kunci dalam usaha Partai Republik untuk merombak undang-undang pajak AS. Dia bisa memberikan suara di Senat jika diperlukan, meskipun undang-undang memiliki cukup suara di antara anggota Senat Republik untuk lulus.
Dua anggota Senat Republik berjanji pada Senin untuk mendukung paket pajak tersebut. Partai Republik memegang mayoritas 52-48 di dalam parlemen.
"Pemungutan suara masih dalam kondisi sangat baik, tapi kami tidak ingin mengambil risiko," kata seorang pejabat Gedung Putih.
Menurut juru bicara Partai Republik, Dewan Perwakilan Rakyat dijadwalkan memilih pertama pada Selasa, sementara suara Senat diperkirakan akan dilanjutkan pada Selasa atau Rabu.
Pence, seorang Kristen evangelis yang merencanakan untuk menyoroti penderitaan minoritas Kristen selama perjalanannya, tidak dijadwalkan bertemu dengan orang Kristen Palestina atau dengan pejabat dari gereja Kristen Koptik yang menolak sebuah pertemuan untuk menanggapi langkah AS. Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga menolak pertemuan dengan Pence.