Rabu 20 Dec 2017 09:31 WIB

Partai Politik India Abaikan Muslim dalam Pemungutan Suara

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Muslim India (ilustrasi)
Foto: EPA/Farooq Khan
Muslim India (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  NEW DELHI -- Dua partai politik utama India telah mengabaikan pemilih Muslim dalam sebuah pemungutan suara penting dewan legislatif Negara Bagian Gujarat, yang hasilnya diumumkan pada 18 Desember.

Partai Bhartiya Janata (BJP) yang berkuasa telah mencatat kinerja terburuk, dalam kemenangan keenam berturut-turutnya. Partai ini memenangkan tujuh kursi lebih banyak daripada yang dipersyaratkan sebanyak 92 kursi, untuk membentuk sebuah pemerintahan, meski mereka mengabaikan lima juta warga Muslim di negara bagian tersebut.
 
Kongres juga membiarkan partai kembali mendapatkan kesempatan emas meraih kekuasaan, setelah 22 tahun mengabaikan masyarakat minoritas. Dengan mengantongi 80 kursi, pemungutan suara kali ini merupakan pertunjukan terbaiknya sejak 1985.
 
Abdul Hafiz Lakhani, editor majalah dua mingguan Gujarat Siyasat, mengatakan hampir tidak adanya wacana minoritas dalam kampanye membuat umat Islam merasa tidak tertarik pada pemungutan suara. Hal ini telah mengurangi jumlah pemilih sebanyak 4 persen.
 
"Saya mengucapkan selamat kepada umat Islam Gujarat karena telah menunjukkan kedewasaan mereka dalam pola pemungutan suara dan penolakan mereka diperlakukan sebagai bank suara dari partai tertentu," kata Lakhani, dikutip Al-Arabiya.
 
Selama kampanyenya, Rahul Gandhi, presiden Kongres generasi keenam dari keluarga Nehru-Gandhi, telah mengunjungi 27 kuil Hindu. Akan tetapi, dalam pertemuan publiknya yang penuh sesak di Gujarat, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun tentang penderitaan menyedihkan umat Islam yang direduksi menjadi warga kelas dua.
 
Di sisi lain, Perdana Menteri Narendra Modi, satu-satunya bintang dalam kampanye BJP, dengan sengaja melemparkan sentimen anti-Muslim dalam setiap pidatonya yang meriah. Ia berhasil mengkonsolidasikan suara Hindu di daerah-daerah yang didominasi minoritas.
 
BJP mendapatkan suara 40 persen di daerah tempat umat Muslim membentuk 20 persen populasi, dalam dua fase pemungutan suara yang diadakan pada 9 dan 14 Desember.
 
Sebaliknya, pemimpin Dalit yang berusia 35 tahun, Jignesh Mewani, telah memperjuangkan pemungutan suara secara independen dan terus berbicara tentang ketidakadilan kepada umat Islam di Gujarat selama kampanye. Ia mengalahkan PJB sebagai saingannya, oleh lebih dari 20 ribu suara, meskipun jumlah pemilih Muslim saat ini jatuh dari 72,17 persen di 2012 menjadi 68-59 persen.
 
Dari 20 konstituen yang didominasi Muslim, 13 mendukung BJP dan tujuh mendukung Kongres. Namun preferensi para pemilih Muslim memiringkan timbangan untuk 36 kursi, saat margin kemenangan kurang dari 3.000 suara.
 
Sekali lagi, ada ratusan umat Islam di antara 550 ribu pemilih muda, yang marah dengan BJP dan Kongres. Mereka memilih menekan tombol 'tidak untuk keduanya' bagi sedikitnya 28 kursi.
 
Terlepas dari kekecewaan umat Islam, ada alasan lain juga yang menghentikan Kongres dalam perjalanannya setelah mengantongi 80 kursi. Alasan itu di antaranya pertengkaran internal, kurangnya pemimpin karismatik, kegagalan untuk mengumumkan menteri utama, kurangnya sukarelawan yang berdedikasi, terlambat masuknya Rahul Gandhi, dan pilihan kandidat yang salah.
 
Modi adalah Menteri Utama Gujarat selama 13 tahun sampai dia naik takhta di Delhi pada 2014. Pemimpin BJP Amit Shah, telah kecewa dengan hasil yang tidak diharapkan dari kontes itu, karena duo tersebut percaya diri memenangkan setidaknya 150 kursi untuk memecahkan rekor 149 kursi pada Kongres 1985.
 
Aktivis sosial dan pengacara Khemchand Koshti juga menarik perhatian koresponden. Faktanya, 34 kampanye Modi dalam 43 hari tidak mengesankan pemilih di 12 kursi.
 
Koshti telah menaikkan suaranya terhadap beberapa isu publik, termasuk undang-undang 2015 terkait pemungutan suara wajib. Ia merasa, Komisi Pemilu telah gagal memberikan jawaban yang meyakinkan atas hasil yang membuktikan sementara BJP menang di daerah perkotaan dan Kongres di daerah pedesaan.
 
Dari 55 kursi perkotaan, BJP mendapatkan 43 kursi dan Kongres mendapatkan 12 kursi. Sementara dari 127 kursi pedesaan, Kongres mendapatkan kursi tertinggi sebanyak 71 dan BJP mendapatkan 57 kursi. lima peminpin BJP dan empat pemimpin Kongres papan atas menderita kekalahan yang memalukan.
 
Meskipun empat wanita dari Kongres dan delapan dari wanita BJP telah terpilih, Ruzan Khambatta, yang telah berkampanye untuk pemberdayaan perempuan selama beberapa tahun, mengatakan BJP dan Kongres tetap menjanjikan sekitar 33 persen kuota untuk wanita, mereka masing-masing hanya memiliki sepuluh.
 
"Kedua partai akan melakukannya dengan baik untuk belajar dari hasil pemilihan, paling tidak untuk menahan diri dari pembacaan pidato komunal yang mengorbankan struktur sosial Gujarat," ujar Khambatta.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement