Rabu 20 Dec 2017 14:58 WIB

Astaghfirullah, Polisi Kenya Serang Sekolah Islam

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Agus Yulianto
Seorang anggota keluarga siswa didorong oleh petugas polisi Kenya (Ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/DAI KUROKAWA
Seorang anggota keluarga siswa didorong oleh petugas polisi Kenya (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOMBASA -- Polisi Kenya menggerebek sebuah sekolah Islam pada Selasa (19/12) lalu. Mereka menangkap dua guru dan membawa sekitar 100 anak ke dalam tahanan. Polisi menggambarkan tindakan itu sebagai operasi kontra terorisme yang melibatkan badan penegak hukum asing.

Polisi beranggapan sekolah yang berlokasi di Likoni, sebelah selatan kota pelabuhan Mombasa, sebagai pusat mengindoktrinasi pemuda dan anak-anak dengan ideologi militan.

"Tempat itu telah dipantau untuk waktu yang lama," kata seorang sumber polisi yang meminta tidak disebutkan namanya. Sementara juru bicara kepolisian tidak bisa dimintai komentar.

Sebagian besar penduduk Kenya beragama Kristen. Namun, negara itu memiliki populasi Islam yang besar. Kondisi itu membuat Kenya relatif bebas dari ketegangan agama. Kendati, negara itu mengalami serangan mematikan berulang kali dari ekstrimis Somalia.

Seorang pemimpin Muslim setempat mengkonfirmasi operasi tersebut. Dia beranggapan, tak ada bukti yang membenarkan adanya aktivitas ilegal di sekolah itu.

"Sekelompok perwira polisi lokal dan asing menggerebek madrasah dan membawa mereka bersama gurunya," kata seorang pejabat senior di Dewan Imam dan Pengkhotbah Kenya (CIPK) Sheikh Hassan Omar.

Dia berujar, hampir 100 murid dan empat guru madrasah ditangkap dan ditahan di markas polisi. Pihak berwajib tak mengatakan apapuh ihwal kejahatan apa yang mereka lakukan.

Reuters belum mendapat informasi ihwal perbedaan jumlah guru yang ditahan. Omar mengatakan, petugas meminta dokumen identifikasi, termasuk akte kelahiran dari anak-anak, dan SK guru.

Sumber polisi lain mengatakan, operasi tersebut dipicu oleh informasi intelijen ihwal anak-anak asing dan lokal diindoktrinasi di sekolah tersebut. "Kami dibantu beberapa teman dari luar dengan informasi dan pemantauan madrasah ini. Itu normal dengan masalah kriminal lintas batas seperti itu," kata seorang perwira polisi senior lain yang juga meminta tidak disebutkan namanya.

Dia berujar, petugas segera membebaskan anak-anak usai menginterogasi dan mendapat kejelasan dari mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement