Kamis 21 Dec 2017 09:49 WIB

Saudi Rayakan Tiga Tahun Naik Takhta Raja Salman

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Teguh Firmansyah
Raja Salman
Foto: Reuters
Raja Salman

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Arab Saudi merayakan ulang tahun ketiga kenaikan takhta Raja Salman (menurut kalender Hijriyah Islam). Selama tiga tahun terakhir, Raja Salman dinilai terlah berupaya mengubah Arab Saudi menjadi sebuah negara yang secara ekonomi terbuka bagi dunia. Hal itu tercermin dalam Visi 2030 Saudi.

Arab Saudi tetap menjadi anggota G-20 selama masa pemerintahan Raja Salman. Ia juga memimpin sebuah koalisi internasional untuk memerangi milisi Houthi di Yaman dan telah membebaskan lebih dari 85 persen dari negara tersebut.

Selama pemerintahannya, perluasan Dua Masjid Suci (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) kembali dilanjutkan. Sementara itu, industri juga berkembang dan peluang kerja baru disediakan.

Saudi dirancang dengan peraturan yang modern dan sumber pendapatan non-minyak yang telah terdiversifikasi, untuk menjadikan Saudi sebuah negara industri yang maju.

Raja Salman dikenal sebagai tokoh budaya terkemuka. Orang-orang yang dekat dekatnya mengatakan, bahwa dia adalah pembaca yang tekun dengan ingatan yang bagus. Dia telah mendukung adanya pemberdayaan perempuan, pengembangan olahraga dan hiburan. Termasuk dibukanya kembali bioskop, dan meluncurkan proyek untuk membantu sektor petrokimia.

Selama masa kekuasannya, Raja Salman juga mendirikan Pusat Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSRelief) dan membentuk visi baru untuk keseimbangan geostrategis. Raja Salman telah menghabiskan hidupnya untuk merancang dan membangun rencana strategis.

Dia menjabat sebagai gubernur Riyadh selama lima dekade. Berkatnya Riyadh berubah menjadi kota modern. Selama lima dekade itulah, Riyadh telah menyaksikan kebangkitan budaya yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia juga dikenal karena ketertarikannya pada benda-benda antik.

Saad Al-Joudi Al-Sharif, seorang guru sejarah modern, mengatakan bahwa Raja Salman telah mendedikasikan kekuatan politik negaranya untuk melayani masalah negara-negara. Terutama, soal Palestina dan klaim Yerusalem sebagai ibukota Arab.

Terlepas dari tantangan ekonomi dan politik yang dihadapi kawasan ini, Raja Salman mampu menantang pengaruh Iran di empat ibu kota Arab (Baghdad, Beirut, Damaskus, dan Sanaa). Al-Sharif mengatakan, Raja Salman tertarik untuk mempromosikan soal keamanan nasional, pertahanan, kapasitas militer dan tentara nasional, serta memberi senjata kepada pasukan Saudi dengan senjata terbaru.

Menurutnya, Raja Salman telah mendapatkan reputasi internasional atas kejujuran dan perdamaian. Arab Saudi telah membantu pihak yang lemah di seluruh dunia dan mendukung mereka melawan bencana yang disebabkan oleh banjir dan krisis lainnya. "Selain layanan hebat yang diberikan Raja Salman kepada umat Islam di seluruh dunia, dia juga mendukung dan mengembangkan karya Islam moderat," kata Al-Sharif, dilansir Arab News, Kamis (21/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement