REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) sebagai dalang dari maraknya serangan siber WannaCry. Kementrian Luar Negeri Korut menegaskan negaranya tidak terlibat apapun terkait serangan tersebut.
"Bagaimanapun juga tuduhan Amerika Serikat sangat tidak berdasar, kami tidak ada hubungan sama sekali dengan serangan siber," kata Juru Bicara Pemerintah Korut kepada KCNA, Kamis (21/12).
Menurut Juru Bicara tersebut, tuduhan yang dilakukan Paman Sam merupakan tindakan provokasi terhadap Korut. Pyongyang, dia menambahkan, tidak akan mentoleransi tudingan yang dilakukan Amerika Serikat.
Sebelumnya, pemerintahan Presiden Donald Trump secara terbuka menyalahkan Korut karena melepaskan serangan siber WannaCry. Serangan tersebut diketahui melumpuhkan rumah sakit, bank dan perusahaan lain di seluruh dunia pada awal tahun ini.
Penasihat Keamanan Tanah Air Tom Bossert mengatakan kepada Presiden Trump bahwa Korut bertanggung jawab secara langsung atas serangan luas yang telah menghabiskan biaya miliaran. Ia menulis dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Senin malam di Wall Street Journal. Bossert mengatakan Korea Utara telah bertindak sangat buruk dan tidak terkendali selama lebih dari satu dekade.
Menurut seorang pejabat administrasi senior, Gedung Putih diperkirakan akan menindaklanjuti dengan sebuah pernyataan yang lebih formal untuk menyalahkan Pyongyang.
Ia mengatakan, pemerintah AS telah menilai entitas peretas yang dikenal sebagai Lazarus Group, bekerja atas nama pemerintah Korut dalam menyebarkan serangan WannaCry.
"Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, kami tidak ada hubungan sama sekali dengan serangan siber itu sehingga kami tidak perlu merespon hal ini," kata Juru Bicara tersebut. n