REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Seorang korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik Finian Egan di Australia telah mengecam gereja tersebut karena melindungi paedofil yang sudah bersalah. Dia menyebut ada lebih banyak korban lagi di luar sana.
"Dia itu jahat dan monster, dia memangsa anak-anak," kata Kellie Roche kepada Program 7.30 ABC TV.
"Orang seperti apa yang melakukan hal itu?" ujarnya.
Finian Egan bebas bersyarat, Rabu (20/12) setelah menjalani hukuman penjara empat tahun dari masa hukuman delapan tahun. "Anda mengira seorang paedofil akan menjalani hukuman penuh. Sebab jika ada yang harus menjalani hukuman penuh, bukankah seharusnya berlaku bagi mereka yang menjadi ancaman bagi anak-anak?" kata Roche.
Dia mengaku terpukul dengan penentuan pada usia 83 tahun Egan dianggap tidak lagi menjadi ancaman bagi anak-anak. "Ini menyangkut kontrol. (Dia) masih bisa mengganggu anak-anak, masih bisa merusak anak-anak," katanya.
Roche memiliki pesan buat Egan. "Saya berharap lebih banyak orang mengungkap perbuatan Anda," katanya.
"Dengan begitu dia akan kembali ke penjara yang memang jadi tempatnya - selama sisa hidupnya," ujarnya.
'Semua orang percaya pada pastor'
Roche dilecehkan oleh Egan di Gereja St Gerard di Carlingford pada 1980-an. "Dia sering datang ke rumah kami. Saya ingat dia duduk di ruang makan dan menarikku ke pangkuannya, memelukku dan meremasku, benar-benar berbuat sebebasnya," ujarnya.
"Saya percaya keluargaku mempercayainya. Saya merasa tidak nyaman dengan hal itu tapi keluargaku mempercayainya," kata Roche.
"Dia seorang pastor. Semua orang mempercayai seorang pastor," ujarnya.
Tapi kepercayaan itu dipergunakan tidak pada tempatnya. "Fin mengasuh saya dan keluargaku dan kemudian dia memanfaatkan saya," kata Roche.
"Saya yakin itu bermula di rumahku dimana dia menggerayangiku," tuturnya.
"Awalnya itu sangat tidak nyaman tapi Anda hanya mengabaikannya saja," katanya.
"Kemudian seiring bertambahnya usia, semakin jelas dia menyentuh payudaraku dengan sengaja," ucap Roche.
Dengan kepercayaan sepenuhnya dari orang tua korban, Egan memiliki akses tak terbatas ke Kellie Roche. Umurnya baru 14 tahun.
"Dia memegangi vaginaku dan meremas payudaraku, dan dia juga mengancamku pada saat bersamaan," katanya.
"Dia mengancam saat itu mengenai pacarku, katanya jika saya mengatakan sesuatu, dia akan memberitahu ibuku tentang pacarku," tambahnya.
'Tidak mungkin hanya tiga orang'
Roche mengajukan laporan resmi ke gereja tersebut dan diberitahu gereja akan mengambil tindakan. "Mereka mengatakan dia tidak akan melakukan tugas gereja lagi," katanya.
Tapi Egan tetap merupakan sosok menonjol di kalangan masyarakat Katolik. Sesaat setelah gereja menerima laporan Roche, sebuah perayaan digelar untuk menghormati Egan.
"Dia mendapatkan penghargaan atas pelayanan selama 50 tahun, atau semacamnya. Dan saya seperti tidak percaya," ujarnya.
"Rasanya seperti dipukul. Mereka seperti menenangkanku, 'oke, kami telah menerima (laporan itu), tidak ada masalah. Sekarang dia tidak akan menjadi pastor lagi, tapi dia tetap saja, tapi, sshh'," ujar Roche.
"Mereka tidak menganggapnya serius," tambahnya.
Pada 2010, Roche menghubungi Program 7.30 ABC TV untuk menceritakan kisahnya. Setelah itu, satuan tugas polisi dibentuk untuk menyelidiki. Pada tahun 2012 Egan didakwa dan kemudian dihukum.
Dia dijatuhi hukuman delapan tahun penjara atas tujuh dakwaan serangan tidak senonoh dan satu dakwaan pemerkosaan terhadap Roche dan dua gadis lainnya. Namun, Roche yakin ada lebih banyak korban lainnya.
"Tidak mungkin hanya kami bertiga," katanya.
"Dia telah menjadi paedofil selama bertahun-tahun, mulai dari awal, menurutku, di tahun 60-an," katanya.
"Pada saat dia menemukanku, di tahun 1980-an, itu sudah 20 tahun dia memiliki akses kepada anak-anak," kata Roche.
'Mereka masih akan menjaganya'
Roche mengatakan tidak bisa mengerti mengapa gereja tidak melakukan apa-apa terhadap Egan. "Menjijikkan," katanya. "Saya tahu gereja telah menyampaikan sesuatu ke Keuskupan dia tidak akan berada di sini, dia tidak dapat lagi menyebut dirinya sebagai pastor, namun mereka belum memecatnya."
"Dia masih seorang pastor. Mereka masih akan menjaganya," tuturnya.
Ketika ditanya tentang proses pemecatan Finian Egan sebagai pastor, Uskup Broken Bay Peter Comensoli mengatakan bahwa prosesnya kompleks. "Proses pemecatan pastor hanya bisa dimulai pada saat selesainya proses sipil (pengadilan)," katanya.
"Sekarang setelah Finian Egan menerima pembebasan bersyarat, proses hukum gereja untuk pemecatannya dari jabatan agama telah dimulai," jelasnya.
Roche mengatakan tak ada alasan untuk tidak memecat Egan saat dia pertama kali dinyatakan bersalah. "Begitu mereka mendapat vonis bersalah mereka seharusnya memulai proses itu," katanya.
"Mereka bersalah melecehkan anak-anak secara seksual, mengapa Anda melindungi mereka sebagai pastor?" tanya Roche.
"Mengapa mereka tidak memecatnya selama empat tahun terakhir? Mengapa mereka menunggunya untuk bebas?" lanjutnya.
"Saya tidak mengerti berapa lama proses pemecatan pastor itu tapi saya bisa menjamin hal itu akan berlangsung lama," katanya.
"Dia mungkin akan meninggal sebagai seorang pastor," ujar Roche lagi.
Dia berharap komisi khusus kasus pelecehan seksual anak-anak akan mewajibkan adanya perubahan pada lembaga keagamaan yang memiliki sejarah pelecehan terhadap anak-anak. Namun, setelah puluhan tahun mengalami kekecewaan pahit di tangan Gereja Katolik, Roche merasa skeptis.
"Anda hanya bisa berharap gereja akan menjadi lebih baik namun tidak ada pertanggungjawaban. Dan saya tidak yakin akan pernah ada," katanya.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.