Ahad 24 Dec 2017 04:30 WIB

AS akan Persenjatai Ukraina untuk Atasi Konflik

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Esthi Maharani
Milisi Patriot Ukraina di kamp pelatihan militer.
Foto: Doug Seeburg/The Sun
Milisi Patriot Ukraina di kamp pelatihan militer.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat menyatakan akan mendukung Ukraina melalui persenjataan guna meningkatkan kapabilitas pertahanan Ukraina. Dukungan itu termasuk misil anti tank.

Departemen Pertahanan AS sendiri belum mengonfirmasi informasi tersebut. Namun sejauh ini, Washington sendiri memang menopang aneka perlengkapan dan pelatihan pertahanan yang dibutuhkan Ukraina melawan gerakan separatis pro Rusia.

Pekan ini, anggota gerakan separatis melakukan teror dengan menyerang permukiman warga di sebuah kota kecil di timur Ukraina. Selama tiga tahun belakangan, ketegangan ini telah menelan 10 ribu korban jiwa dan membuat 1,7 juta orang mengungsi.

AS menentang keras aksi separatis di timur Ukraina dan menyalahkan Rusia ada di balik semua itu. Kini AS berencana mempersenjatai Ukraina agar bisa mempertahankan diri.

Departemen Pertahanan AS menyampaikan, AS sudah memutuskan untuk membantu mendorong kapabilitas pertahanan Ukraina dalam jangka panjang untuk mempertahankan pemerintahan dan teritorinya serta menekan potensi agresi selanjutnya. Laporan menyebutkan, bantuan AS kepada Ukraina ini meliputi misil anti tank dan sudah direstui Kongres AS.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyatakan, campur tangan Rusia atas Crimea menjadi hambatan utama hubungan Rusia dan AS. Washington dan Moskow bisa punya sikap berbeda untuk soal lain seperti isu Suriah. Tillerson menyebut hubungan AS-Rusia tidak membaik karena Rusia tak menghentikan aksi kekerasan di Crimea.

''Persoalan Ukraina ini jadi hambatan utama hubungan AS dengan Rusia padahal kami sangat ini mengembalikan hubungan baik ini,'' kata Tillerson seperti dikutip Aljazirah, Sabtu (23/12).

Namun, bantuan senjata AS kepada Ukraina itu menuai kritik. Pengamat pertahanan menilai itu hanya akal-akalan AS untuk memenangkan pengaruh atas Rusia. Peneliti dari University of California-Berkeley AS, Steven Fish mengatakan langkah AS ini tidak membuat kondisi di Ukraina jadi lebih baik. ''Bantuan ini tdak akan membuat siapapun merasa lebih baik dan Moskow tahu soal itu,'' kata Fish.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement