Selasa 26 Dec 2017 06:50 WIB

Serangan Saudi Terbaru Tewaskan 71 Warga Sipil Yaman

Rep: marniati/ Red: Dwi Murdaningsih
persediaan makanan di Yaman. Ilustrasi
Foto: Middle East Monitor.
persediaan makanan di Yaman. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Sedikitnya 71 warga sipil tewas dalam 48 jam terakhir akibat serangan udara yang dilakukan oleh sebuah koalisi militer pimpinan-Arab yang menargetkan pemberontak Houthi di Yaman.

Dilansir Aljazirah, Selasa (26/12), warga mengatakan beberapa serangan udara menghujani ibu kota Sanaa pada Senin (25/12) pagi, menewaskan sedikitnya 11 orang, termasuk tiga anak dan dua wanita.
 
Seorang aktivis pro-Houthi, Abdul Malek al-Fadhl mengatakan dua bangunan hancur di Hay Asr, sebuah lingkungan perumahan di sebelah barat Sanaa, saat serangan koalisi menargetkan rumah Mohammed al-Raimi, seorang pemimpin Houthi setempat.
 
Jaringan TV Al Masirah yang dikelola Houthi mengatakan setidaknya delapan warga sipil, termasuk dua wanita, tewas dalam serangan di provinsi Hodeidah, 226 km barat Sanaa, sementara empat warga sipil tewas dalam serangan di sebuah gedung pemerintah di provinsi pusat Dhamar.
 
Kantor berita Saba yang dikelola Houthi melaporkan setidaknya 48 warga sipil, termasuk 11 anak-anak, tewas dalam 51 serangan udara di Yaman pada Ahad.
 
Saba juga melaporkan bahwa puluhan orang terluka setelah empat serangan udara menargetkan sebuah demonstrasi publik di distrik Arhab terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
 
Tidak ada komentar langsung dari koalisi pimpinan-Saudi. Menurut jurnal medis The Lancet, dampak perang telah menghancurkan lingkungan sipil di Yaman. Lebih dari 18 juta warga sipil tinggal di daerah yang dikuasai pemberontak, dengan persediaan makanan berkurang dan perawatan medis terbatas.
 
Yaman telah hancur oleh konflik sejak 2014, ketika pemberontak Houthi, yang bersekutu dengan tentara yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, berhasil menguasai daerah-daerah terpencil di negara tersebut, termasuk Sanaa.
 
Arab Saudi meluncurkan kampanye udara besar-besaran melawan pemberontak pada Maret 2015 yang ditujukan untuk memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Sejak saat itu, kaum Houthi telah hilang dari sebagian besar wilayah selatan, namun tetap memegang kendali atas ibu kota dan sebagian besar wilayah utara.
 
Kerajaan tersebut mengintensifkan embargonya di Yaman bulan lalu, setelah pemberontak Houthi melepaskan sebuah rudal balistik ke Riyadh.
 
Akibatnya Saudi melakukan blokade untuk mengakhiri dugaan pasokan senjata kepada pemberontak Huthi dari Iran, blokade tersebut memiliki dampak buruk bagi jutaan warga Yaman yang hidup dalam kemiskinan. Lebih dari delapan juta warga Yaman hidup dalam kelaparan.
 
Menurut PBB, perang telah menewaskan lebih dari 10 ribu orang dan melukai lebih dari 40 ribu orang sampai saat ini. Negara ini juga menghadapi wabah kolera yang mematikan, konsekuensi langsung dari perang tersebut, yang telah menewaskan sekitar 2.000 orang dan mempengaruhi lebih dari satu juta orang sejak April.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement