REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia siap bertindak sebagai penghubung antara Korea Utara dan Amerika Serikat jika kedua belah pihak menginginkan Rusia untuk memainkan peran tersebut. Kremlin pada Selasa (27/12) mengatakan Rusia telah lama meminta kedua belah pihak untuk mengadakan perundingan untuk mengurangi ketegangan terkait program nuklir dan misil Korut, yang berusaha menentang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa selama bertahun-tahun.
"Kesiapan Rusia untuk membersihkan jalan bagi upaya penurunan ketegangan sudah jelas," ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dalam sambungan telepon dengan para wartawan.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov pada Senin meminta AS dan Korut untuk memulai perundingan, dengan mengatakan bahwa Rusia siap memfasilitasi perundingan semacam itu.
Meskipun para diplomat AS mengatakan mereka sedang mengupayakan solusi diplomatik, Presiden Donald Trump mengatakan Korut harus berkomitmen untuk melepaskan senjata nuklirnya sebelum perundingan bisa dimulai.
Dewan Keamanan PBB pada Jumat memutuskan dengan suara bulat untuk memberlakukan sanksi baru terhadap Korut sebagai tanggapan atas uji coba misil balistik antar benua baru-baru ini, sebuah langkah yang disebut Korut sebagai tindakan peperangan, setara dengan blokade ekonomi yang menyeluruh.