Rabu 27 Dec 2017 07:17 WIB

15 Pelaku Serangan Semenanjung Sinai Tewas di Tiang Gantung

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Pelaksanaan hukum gantung. (Ilustrasi)
Foto: AP
Pelaksanaan hukum gantung. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MESIR -- Mesir telah mengeksekusi 15 orang dengan hukuman gantung di dua penjara di bagian utara negara tersebut. 

Hukuman kontroversial itu dijatuhkan pada orang-orang yang terbukti melakukan serangan terhadap militer Mesir di Semenanjung Sinai yang mengakibatkan kematian tentara dan penghancuran kendaraan pada 2013.

Dilansir Al-Jazirah, orang-orang yang dieksekusi itu diasumsikan telah melakukan operasi mematikan sebagai bagian dari upaya pemberontakan oleh cabang ISIS di Mesir.

Milisi yang berafiliasi dengan ISIS telah melancarkan sejumlah serangan mematikan di Sinai dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu menimbulkan kerugian besar pada militer Mesir maupun warga sipil.

Serangan terakhir terhadap sebuah masjid di Sinai Utara membunuh lebih dari 300 orang dan secara luas dikaitkan dengan ISIS, walaupun kelompok tersebut tidak mengklaim tanggung jawabnya.

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi telah memerintahkan pasukan keamanan untuk menghentikan kampanye ISIS dengan "kekuatan brutal". 

Sebagian warga berpendapat, hukuman gantung terhadap 15 orang tersebut adalah contoh lain pelanggaran hak asasi manusia di bawah pemerintahan Sisi yang pada 2013 didukung militer dalam merebut kekuasaan dari presiden yang terpilih secara demokratis, Muhammad Morsi.

"Pengadilan di Mesir secara rutin gagal memenuhi standar peradilan dasar yang adil, dan ini terutama terjadi dalam persidangan massal dan pengadilan militer, seperti dalam kasus ini," kata Maya Foa, Direktur Internasional organisasi hak asasi manusia Reprieve.

Terlepas dari kekhawatiran ini, Mesir terus menerima bantuan militer dari AS, yang berencana untuk memberikan lebih dari 1,38 miliar dolar kepada negara tersebut sepanjang tahun 2018.

"Masyarakat internasional, khususnya sekutu Mesir, harus mengutuk pembunuhan tersebut," kata Foa.

Ia juga mengatakan Komisi Eropa dan negara-negara anggota harus segera meninjau kembali bantuan mereka ke pengadilan Mesir, yang bertanggung jawab atas kekejaman ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement