REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Faksi oposisi Suriah menolak kongres perdamaian yang diinisiasi Rusia. Menurut mereka Moskow berusaha untuk melewati proses perdamaian PBB di Jenewa.
Pihak oposisi tersebut juga menyalahkan Rusia karena telah melakukan kejahatan di negara yang dilanda perang tersebut. Sikap itu disampaikan dalam sebuah pernyataan oleh sekitar 40 kelompok pemberontak, termasuk beberapa faksi militer yang berpartisipasi dalam perundingan damai di Jenewa sebelumnya.
Mereka mengatakan, Moskow tidak memberi tekanan pada rezim Suriah untuk mencapai penyelesaian politik. "Rusia belum memberikan satu langkah untuk mengurangi penderitaan Suriah dan belum menekanrezim yang mengklaim sebagai penjamin dengan bergerak dalam jalur nyata menuju solusi," kata pernyataan pemberontak seperti dikutip Asharq Alawsat, Rabu (27/12).
Beberapa pemberontak mengatakan, mereka belum mengambil keputusan. Namun Komite Koordinasi Nasional oposisi mengeluarkan pernyataan pada Selasa (26/12) waktu setempat yang meminta untuk menolak undangan perundingan di Sochi itu.
Pertemuan pada 29-30 Januari itu rencananya akan digelar Sochi, Rusia. Perundingan akan melibatkan Rusia, Iran dan Turki. Selama ini Rusia dan Iran dikenal sebagai pendukung utama Bashar al-Assad. Sebaliknya Turki mendukung kelompok oposisi.
Utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura mengatakan, rencana Rusia untuk mengadakan kongres harus dinilai sebagai upaya untuk memberikan kontribusi dan mendukung perundingan Jenewa yang dipimpin PBB. Ini demi mengakhiri perang di Suriah yang berlangsung sejak 2011.