Kamis 28 Dec 2017 03:18 WIB

Lorde Diundang Dubes Israel Setelah Batalkan Konser

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Penyanyi Lorde
Foto: EPA
Penyanyi Lorde

REPUBLIKA.CO.ID,WELLINGTON -- Duta Besar Israel untuk Selandia Baru, Itzhak Gerberg, telah mengundang Lorde setelah penyanyi tersebut memutuskan untuk membatalkan konsernya di Tel Aviv. Pembatalan itu dilakukan setelah sejumlah aktivis memperingatkan Lorde akan ketidakamanan di wilayah tersebut.

Dalam sebuah surat publik yang dikeluarkan pada Rabu (27/12), Gerberg mengatakan pembatalan konser itu sangat disesalkan. Pemboikotan terhadap negaranya menunjukkan tindakan permusuhan dan intoleransi.

"Saya mengundang Anda untuk bertemu saya secara pribadi untuk membahas mengenai Israel, pencapaian dan perannya sebagai satu-satunya negara demokrasi di Timur Tengah," kata Gerberg di halaman Facebook Kedutaan Besar Israel untuk New Zealand.

Perwakilan Lorde tidak segera menanggapi permintaan komentar atas undangan tersebut. Lorde juga belum menyatakan rencananya untuk bertemu dengan Gerberg.

Penyanyi berusia 21 tahun itu dijadwalkan akan tampil di Tel Aviv pada Juni mendatang. Konser di Tel Aviv merupakan bagian dari tur globalnya untuk mempromosikan album keduanya 'Melodrama'.

Para aktivis telah mendesak Lorde untuk membatalkan konser tersebut. Dalam sebuah surat terbuka pada 21 Desember, aktivis mengatakan Lorde harus mundur sebagai bentuk boikot untuk menentang pendudukan Israel di wilayah Palestina.

"Konser di Tel Aviv akan terlihat seperti pemberian dukungan terhadap kebijakan pemerintah Israel, bahkan meski Anda tidak berkomentar mengenai situasi politik," kata aktivis Justine Sachs dan Nadia Abu-Shanab, di situs berita The Spinoff.

"Kami percaya boikot ekonomi, intelektual, dan artistik adalah cara yang efektif untuk bertindak," tambah mereka.

Di akun Twitter pribadinya, Lorde mengatakan ia sedang bekonsultasi dengan banyak orang dan sedang mempertimbangkan semua pilihan. Eran Arielli, salah satu promotor konser Lorde, mengatakan konser di Tel Aviv telah dinyatakan batal.

Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) telah diluncurkan pada 2005 sebagai bagian dari kampanye tanpa kekerasan untuk menekan Israel agar mengindahkan hukum internasional dan mengakhiri pendudukan di wilayah Palestina. Seniman yang telah memboikot Israel di antaranya Roger Waters dari Pink Floyd dan Elvis Costello.

Pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah lama berkampanye melawan gerakan BDS. Mereka menggambarkannya sebagai gerakan anti-Semit dan upaya untuk menghapus legitimasi Israel.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement