Rabu 27 Dec 2017 20:08 WIB

Israel akan Buat Stasiun Kereta Api dengan Nama 'Trump'

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Winda Destiana Putri
Stasiun kereta api (ilustrasi)
Foto: VOA
Stasiun kereta api (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Israel berencana untuk membuat sebuah stasiun kereta api di Tembok Barat, Yerusalem. Jerusalem Post melaporkan, stasiun tersebut akan dinamai 'Trump' untuk menghormati keberanian Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Menteri Perhubungan Israel Yisrael Katz mengatakan stasiun ini merupakan perpanjangan dari jalur lintasan kereta cepat yang akan segera dibangun. Rencana tersebut melibatkan pembangunan dua stasiun bawah tanah, dengan menggali terowongan sedalam lebih dari 2 mil di bawah Yerusalem dan Kota Tua yang cukup sensitif secara politis dan historis.

 

"Tembok Barat adalah tempat paling suci bagi orang-orang Yahudi, dan saya memutuskan untuk menamai stasiun kereta api yang mengarah ke sana dengan nama Presiden Trump, mengikuti keputusan bersejarahnya yang berani mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ujar Katz, dikutip Fox News, Rabu (27/12).

 

Juru bicara Kementerian Perhubungan Israel Avner Ovadia mengatakan proyek tersebut diperkirakan akan menghabiskan biaya lebih dari 700 juta dolar AS. Jika disetujui, pembangunan akan memakan waktu hingga empat tahun.

 

Kementerian Perhubungan Israel telah membahas rencana itu dalam sebuah pertemuan dengan para eksekutif perkeretaapian Israel. Proyek ini juga telah diajukan ke komite perencanaan.

 

Rencana pembangunan stasiun kereta api di Tembok Barat kemungkinan akan ditentang oleh masyarakat internasional. Mayoritas dari mereka tidak mengakui kedaulatan Israel atas Yerusalem Timur dan Kota Tua, yang dikuasai Israel dalam Perang Enam Hari pada 1967.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement