Kamis 28 Dec 2017 03:20 WIB

Diwawancarai Pangeran Harry, Obama Ingatkan Bahaya Medsos

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Reiny Dwinanda
Barrack Obama
Foto: EPA
Barrack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Diwawancarai Pangeran Harry dalam program siaran radio 4's Today Radio BBC, mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama mengingatkan bahaya penggunaan media sosial (medsos) secara tak bertanggung jawab.

Obama mengatakan, tindakan seperti itu sama saja dengan menyebarkan kabar yang salah dan mendistorsi pemahaman masyarakat terhadap masalah-masalah yang rumit.

"Semua yang ada di jajaran kepemimpinan harus mencari cara yang memungkinkan kita menciptakan kembali ruang bersama di internet," kata Obama menjawab pertanyaan Pangeran Harry sebagai editor tamu di Radio BBC saat masa Natal, Rabu (27/12).

Obama merasa prihatin dengan kecenderungan orang mengesampingkan fakta kemudian hanya membaca dan mendengar hal yang semata memperkuat pandangan mereka saja.

"Hal paling bahaya dari internet adalah orang bisa mendapatkan realitas yang sangat berbeda dari yang sesungguhnya. Mereka seperti berada dalam kepompong, terselubunng oleh informasi yang memperkuat bias yang diyakininya sebagai kenyataan," kata Obama.

Obama mengatakan, hal terpenting dari internet mencari cara pemanfaatan terbaiknya dengan tetap membiarkan adanya keragaman pandangan, tidak membuat masyarakat terkotak-kotakan, dan memungkinkan orang untuk menemukan kesamaan.

Obama tak sedikitpun menyebut suksesornya, Donald Trump yang kerap berkicau di Twitter. 

Ia menganggap media sosial adalah alat yang dapat diandalkan bagi masyarakat dengan minat yang sama untuk berkumpul dan saling mengenal serta menjalin koneksi.

"Akan tetapi, kemudian menjadi penting bagi mereka untuk bertemu secara offline, bertatap muka langsung di pub, rumah ibadah, di daerah terdekat agar lebih saling mengenal," kata Obama.

Menurut Obama, sejatinya segalanya tersimplifikasi di internet. "Namun, begitu orang saling bertemu secara langsung, ternyata mereka tidak sesederhana itu."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement