REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS - Jumlah wisatawan mancanegara di Tunisia meningkat sebesar 23 persen pada 2017 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Seperti dilansir Saudi Gazette, Rabu (27/12), Tunisia kini sudah pulih di sektor pariwisata.
Dua tahun lalu, negara mayoritas Muslim ini lumpuh karena serangan teror. Sebanyak 38 orang tewas dalam pembunuhan massal di sebuah hotel pinggir pantai.
Angka wisatawan pun menurun tajam karena sebagian besar pengunjung merupakan warga negara asing. Kini, data terbaru mengindikasikan bahwa industri vital yang sempat merosot telah kembali seperti semula.
Pariwisata menyumbang sekitar delapan persen produk domestik bruto Tunisia. Sektor ini menyediakan ribuan lapangan kerja dan merupakan sumber utama mata uang asing.
Menurut data kepresidenan, sebanyak 6.731 juta wisatawan telah mengunjungi negara Afrika Utara ini hingga 20 Desember lalu. Jumlah turis Eropa naik 19,5 persen menjadi 1,664 juta.
Jumlah pengunjung Prancis naik 45,5 persen dan jumlah orang Jerman sebesar 40,8 persen pada periode yang sama. Jumlah warga Aljazair yang berkunjung naik 40,5 persen menjadi 2,322 juta.
Pendapatan pariwisatan 2017 Tunisia naik 16,3 persen menjadi 1,09 miliar dolar AS atau 2.69 miliar dinar. Pada tahun 2010 pendapatan pariwisata Tunisia telah mencapai rekor sebesar 3,5 miliar dinar dengan hampir tujuh juta wisatawan berkunjung.
Kenaikan tahun ini dinilai sudah membantu pemerintah mengatasi krisis ekonomi. Meski Tunisia masih berencana untuk menaikkan pajak dari tahun 2018.
Sebagian dari reformasi ekonomi ini telah disetujui oleh Dana Moneter Internasional dengan imbalan paket pinjaman. Tingginya tingkat pengangguran Tunisia telah mendorong kaum muda untuk melakukan migrasi ilegal ke Eropa.