REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengeluarkan peringatan merah, agar semua negara lebih bersatu pada 2018, setelah apa yang ia sebut sebagai satu tahun dari kemunduran. Ia mengatakan, nasionalisme dan xenofobia (perasaan benci dan waswas terhadap orang asing) terus meningkat, ketimpangan tumbuh, perubahan iklim meningkat dan dunia melihat pelanggaran mengerikan terhadap hak asasi manusia. Kecemasan global mengenai senjata nuklir, katanya, merupakan katakutan tertinggi sejak Perang Dingin.
Diplomat Portugis tersebut tidak menyebutkan secara spesifik negara-negara yang terlibat dalam pesan singkatnya untuk Tahun Baru 2018. Guterres mengatakan, ia menjabat setahun yang lalu sebagai Sekretaris Jenderal PBB, dengan seruan bahwa 2017 akan menjadi tahun yang damai
"Sayangnya, dengan cara yang mendasar, dunia telah berubah secara terbalik," katanya, seperti yang dilansir Fox News, Senin (1/1) dini hari.
"Pada Hari Tahun Baru 2018, saya tidak mengajukan banding. Saya mengeluarkan peringatan - peringatan merah untuk dunia kita," tambahnya.
Sebelumnya, Guterres juga menjabat sebagai Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi dari tahun 2005 hingga 2015. Selama tahun pertama jabatannya, ia telah berjuang dengan krisis kemanusiaan di Myanmar, Yaman, Suriah, dan tempat lain.