REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Seorang politikus Jerman menghadapi penyelidikan polisi atas komentar bernada kebencian yang ia sampaikan kepada Muslim pada Malam Tahun Baru .
Seperti dilansir BBC, Selasa (2/1), Wakil pemimpin partai Alternative fr Deutschland (AfD), Beatrix von Storch menuduh polisi Cologne mempercayai gerombolan Muslim yang ia anggap barbar. Ini setelah kepolisian mengunggah pesan pergantian tahun di akun resmi media sosial dalam bahasa Arab.
Di akun resmi Twitter-nya, kepolisian menyampaikan pesan pergantian tahun dalam sejumlah bahasa, termasuk bahasa Inggris dan Prancis, Arab dan Jerman.
Akibat perbuatannya, Storch harus merelakan akun Twitter-nya ditangguhkan pada Senin Twitter menangguhkan akun Storch selama 12 jam. Menurut Twitter, apa yang dilakukan Storch melanggar peraturan yang ada.
Dia kemudian kembali mengunggah pesan yang sama di Facebook. Pesan Storch ini juga diblokir karena alasan hasutan.
Polisi di Cologne mengatakan kepada majalah berita Jerman Der Spiegel bahwa mereka sedang menyelidiki apakah anggota parlemen tersebut telah melakukan tindak pidana.
Peristiwa ini terjadi hanya beberapa bulan usai Jerman memberlakukan undang-undang tentang ucapan kebencian.
Partai Storch membela komentar yang disampaikan anggotanya. Pemimpin AfD Alice Weidel menulis di Facebook, bahwa pihak berwenang mendukung gerombolan migran yang kasar.