Rabu 03 Jan 2018 00:25 WIB

Polisi Akui Melbourne Bermasalah dengan Geng Jalanan Afrika

Sebuah mobil dirusak di kawasan Werribee, Melbourne setelah dilempari batu.
Foto: ABC
Sebuah mobil dirusak di kawasan Werribee, Melbourne setelah dilempari batu.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Kepolisian Victoria akhirnya mengakui Melbourne memiliki masalah dengan geng jalanan Afrika, setelah sebelumnya bersikeras mengatakan tidak ada geng di kota tersebut, karena Pemerintah Negara Bagian menolak kritik mereka mengabaikan masalah tersebut.

Pada Selasa (2/1), Menteri Kepolisian Victoria, Lisa Neville membela penanganan melawan kejahatan pemuda yang dilakukan oleh Pemerintah Negara Bagian setelah pada Senin (1/1) Pemerintah Federal mengatakan kejahatan geng Afrika menjadi tak terkendali di Melbourne karena kebijakan negara bagian yang lunak.

Isu tersebut menjadi prioritas kedua partai besar di Australia setelah serangkaian kejahatan besar baru-baru ini dituduhkan pada kelompok pria muda Afrika, termasuk perusakan properti Airbnb di wilayah Werribee, vandalisme di Tarneit dan malam kekerasan di Pantai St Kilda yang melibatkan puluhan pemuda.

Hanya beberapa hari setelah Wakil Komisaris Kepolisian Victoria Andrew Crisp mengatakan ia tak mengakui sedikit pun kami memiliki sejumlah geng pemuda, Komisaris Pelaksana Shane Patton justru mengatakan ada geng jalanan Afrika di Melbourne.

"Selama beberapa periode yang signifikan, ada masalah dengan kemunculan yang tinggi dari pemuda Afrika dalam tindak pelanggaran serius dan kekerasan serta masalah kekacauan umum," kata Komisaris Pelaksana Patton.

"Preman muda ini, penjahat muda ini, mereka bukan kelompok kejahatan terorganisir seperti kelompok kejahatan terorganisir Timur Tengah atau kelompok penjahat geng motor. Tapi mereka berperilaku seperti geng jalanan, jadi panggil saja mereka sebutan itu- itulah sebenarnya mereka."

Lebih banyak polisi diterjunkan

Neville mengatakan kebanyakan imigran Afrika adalah warga negara yang taat hukum, namun kelompok pemuda Afrika ini menimbulkan ketakutan besar. Ia mengatakan, Kelolisian Victoria melihat pelanggaran oleh pemuda meningkat ke level baru pada 2016, dan Pemerintah Negara Bagian merespons dengan:

• menambahkan sumber daya untuk mengatasi geng itu dan menambah kelompok operasi khusus

• merekrut 3.135 polisi tambahan di lapanhan

• mendanai sistem intelijen, kendaraan anti peluru dan teknologi serta sumber daya lainnya.

"Sumber daya ini memiliki dampak. Kami telah melihat sejumlah besar jaringan pelaku pelanggaran muda tercerai berai di negara bagian lainnya. Kami telah melihat penurunan tingkat kejahatan terbesar selama lebih dari satu dekade," kata Neville.

Neville mengatakan perubahan yang akan datang dalam Youth Parole Board (Dewan Pembebasan Bersyarat Pemuda) berarti polisi akan diberitahu saat pelanggar muda dibebaskan, dan sejumlah syarat akan diberlakukan terhadap penerima untuk mencegah pelanggaran kembali. Sebuah program yang dimulai pada November juga menargetkan pelanggar berulang dengan penanganan kasus individual yang intensif, sebutnya.

Di luar kendali

Pada Senin (1/1), Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan Pemerintah prihatin akan meningkatnya kekerasan geng dan pelanggaran hukum di Melbourne, dan anggota Parlemen Greg Hunt mengatakan kejahatan geng Afrika di beberapa daerah khususnya jelas tak terkendali.

Dengan pemilihan negara bagian berlangsung kurang dari satu tahun lagi, Kubu Koalisi Australia mendorong penegakan kebijakan ketertiban umum di Victoria, termasuk sebuah janji untuk memberlakukan hukuman wajib bagi pelanggar berulang di balik kejahatan seperti penyerangan rumah, perampokan bersenjata dan pencurian mobil bersenjata.

Neville mengungkapkan kekecewaannya bahwa Perdana Menteri masih mempertimbangkan masalah ini. "Saya sangat menghargai mungkin Pemerintah Australia berfokus pada beberapa isu lain seperti bagaimana kami memberikan dukungan migrasi kepada imigran yang masuk ke komunitas kami, menghentikan pemotongan program pekerjaan bagi kaum muda yang juga sangat penting, program TAFE (sekolah kejuruan), universitas, semua hal yang sangat penting agar benar-benar mendapatkan beberapa akar penyebab masalah ini, daripada bermain politik seperti ini. "

Mentor pemuda keturunan Sudan, Nelly Yoa, juga kritis terhadap Pemerintah Negara Bagian Victoria. Mentor pemuda Sudan Nelly Yoa juga mengkritik Pemerintah Negara Bagian.

"Hukumannya tidak cukup keras. Pemerintah Victoria sangat lunak terhadap pelanggaran pemuda," katanya pada Selasa (2/1) pagi.

"Kami harus mulai dari tingkat akar rumput. Keterlibatan masyarakat dengan para pemuda ini sangat penting."

Youth mentor slams 'appalling behaviour' of gangs

Namun pemimpin komunitas Sudan lainnya, Richard Deng mengatakan Perdana Menteri harus lebih mendukung upaya Pemerintah Negara Bagian. "Masyarakat Afrika tidak boleh dijadikan alat politik untuk memenangkan Pemilu," katanya.

Ahmed Hassan, direktur sebuah organisasi yang membantu kaum muda terpinggirkan, mengatakan bahwa proporsi pemuda Afrika yang terlibat dalam kejahatan adalah minoritas kecil. "Kami tampaknya tidak memiliki masalah geng Afrika - yang kami punya adalah anak muda yang kurang beruntung, yang terasing, gerombolan muda yang berkumpul bersama yang menyebabkan aktivitas nakal ini," kata Hassan, yang mengelola program ‘Youth Activating Youth’.

Jaksa Agung Bayangan dari pihak Oposisi pemerintah, John Pesutto, mengatakan bahwa Pemerintah harus mencabut Youth Control Order -sebuah opsi hukuman yang mengharuskan pelanggar muda untuk ambil bagian dalam pendidikan atau pekerjaan dan mematuhi persyaratan seperti jam malam.

"Sekarang bukan saatnya untuk memperkenalkan langkah-langkah dari (Menteri Utama) Daniel Andrews yang akan mempermudah ... karena pelaku kekerasan tetap berada di jalanan," katanya.

Batu dilempar ke arah polisi di luar properti Airbnb yang dirusak.
Batu dilempar ke arah polisi di luar properti Airbnb yang dirusak.

ABC News: Joanna Crothers

Statistik ungkap masalah

Data dari Badan Statistik Kejahatan Victoria, di bagian  bawah tulisan, menunjukkan kemunculan yang berlebih dari pelaku kejahatan kelahiran Sudan dan Kenya di beberapa kategori kriminal, sebanding dengan populasi mereka di negata bagian Victoria. Statistik juga menunjukkan, peningkatan tajam dari pelaku kelahiran Sudan yang terlibat dalam perampokan bersenjata, dari 20 kasus pada tahun anggaran 2014-15 menjadi 98 kasus dua tahun kemudian.

Meski demikian, statistik juga menunjukkan bahwa seorang warga Victoria 25 kali lebih mungkin diserang secara serius oleh seseorang yang lahir di Australia atau Selandia Baru daripada seseorang yang lahir di Sudan atau Kenya. Mereka hampir lima kali lebih mungkin menjadi korban perampokan bersenjata oleh pelaku kelahiran Australia atau Selandia Baru, daripada yang lahir di Sudan atau Kenya.

Menurut data Sensus, orang-orang yang lahir di Sudan berkontribusi sekitar 0,1 persen dalam populasi Victoria. Penduduk kelahiran Kenya di Victoria kira-kira separuh dari populasi kelahiran Sudan.

Pelanggaran serius

Negara kelahiran terduga pelaku 2014-15 2015-16 2016-17
Australia 1,699 1,576 1,462
Selandia Baru 87 75 91
Sudan 29 50 45
Kenya 4 10 15

Pencurian bersenjata

Negara kelahiran terduga pelaku 2014-15 2015-16 2016-17
Australia 182 504 540
Selandia Baru ≤ 3 6 28
Sudan 20 53 98
Kenya ≤ 3 17 20

Pencurian tanpa senjata

Negara kelahiran terduga pelaku 2014-15 2015-16 2016-17
Australia 2,166 1,670 1,773
Selandia Baru 32 33 69
Sudan 57 29 54
Kenya 10 ≤ 3 17

Pencurian kendaraan bermotor

Negara kelahiran terduga pelaku 2014-15 2015-16 2016-17
Australia 2,021 2,211 2,078
Selandia Baru 63 141 151
Sudan 81 80 81
Kenya 5 35 21

Pelanggaran seksual

Negara kelahiran terduga pelaku 2014-15 2015-16 2016-17
Australia 317 379 361
Selandia Baru ≤ 3 8 ≤ 3
Sudan 5 9 6
All other countries 31 27 21

Sumber: Badan Statistik Kejahatan (Victoria)

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/polisi-anggap-geng-afrika-di-melbourne-sebagai-masalah/9299900
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement