REPUBLIKA.CO.ID, RWANDA -- Perangkat pesawat tak berawak atau drone telah digunakan untuk mengirimkan sejumlah barang mulai dari paket hingga pizza. Namun, ada satu perusahaan menggunakan pesawat tak berawak ini untuk mengirimkan kantung darah.
Menurut laporan The Guardian, seperti yang dikutip dari Fox News, Selasa (2/1), sebuah perusahaan Silicon Valley, Zipline telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Rwanda untuk mengirimkan lebih dari 5.500 kantung darah.
Kantung darah yang dikirimkan dengan drone hanya membutuhkan waktu setengah jam dari waktu normal pengiriman (empat jam). Zipline telah memberikan kantung darah ke 12 rumah sakit di bagian timur negara itu dan mencakup sekitar enam juta orang.
Drone bisa terbang ke berbagai klinik dengan kecepatan hingga 60 mph. Saat berada dalam jarak satu menit dari tempat tujuan, para dokter akan menerima sebuah teks.
Pesawat tak berawak kemudian menurunkan paket yang dilekatkan pada parasut dan kembali ke markasnya. Pengiriman menggunakan drone dinilai penting di negara ini. Sebab tidak hanya meningkatkan kecepatan pengiriman darah, tetapi efisiensinya juga penting bagi negera yang memiliki penyakit malaria.
CEO Zipline, Keller Rinaudo mengatakan kepemilikan drone di Rwanda kemungkinan akan membantu pengiriman untuk daerah lain. Beberapa perusahaan teknologi terbesar dan paling kuat di dunia ini masih mencoba memikirkan bagaimana melakukan ini. "Tapi pekerjaan di Rwanda telah menunjukkan pada dunia kemungkinan yang terjadi saat membuat komitmen nasional untuk memperluas akses perawatan kesehatan dengan drone dan membantu menyelamatkan nyawa," ujar Rinaudo menjelaskan.