Rabu 03 Jan 2018 14:26 WIB

Tentara Suriah Siapkan Serangan Besar ke Pinggiran Damaskus

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Tentara Suriah.
Foto: AP
Tentara Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Tentara Suriah mulai mengumpulkan pasukan elite untuk mempersiapkan serangan besar-besaran ke Administrasi Kendaraan Militer yang telah dikepung oleh pemberontak di pinggiran Damaskus. Sedikitnya 200 tentara diyakini terjebak di dalam pangkalan militer yang luas dan sangat dilindungi itu.

Sejak Ahad (31/12), pemberontak yang sebagian besar tergabung dalam faksi Ahrar al Sham telah memperlebar kendali mereka ke pangkalan militer yang terletak di Harasta yang menembus Ghouta Timur itu. Wilayah ini merupakan benteng pemberontak terakhir yang ada di sekitar ibu kota Damaskus.

 

Mereka menyerang pangkalan tersebut pada November lalu. Pangkalan militer ini telah lama digunakan menyerang Ghouta Timur yang padat penduduk, dalam upaya memaksa pemberontak menyerah.

 

Penguasaan pangkalan ini membuat para pemberontak lebih dekat ke jantung ibu kota Damaskus. Sementara tentara Suriah dinilai memiliki ketergantungan yang besar terhadap Rusia dan Iran untuk merebut kembali pangkalan itu dari pemberontak.

 

Pada Rabu (3/1), pemberontak menembakkan mortir ke daerah permukiman di Harasta. Pasukan Suriah yang dibantu jet Rusia menanggapinya dengan melancarkan serangan ke Ghouta Timur yang menyebabkan kerugian di pihak pemberontak. Tidak ada rincian lebih lanjut yang dilaporkan.

 

Sumber pertahanan sipil mengatakan, selama empat hari sejak Jumat (29/12), 38 warga sipil telah terbunuh dan setidaknya 147 orang terluka dalam serangan udara di Ghouta Timur. Lima warga sipil juga dilaporkan terbunuh pada Selasa (2/1).

 

Warga mengatakan setidaknya ada 30 serangan udara yang menghantam daerah permukiman Ghouta Timur pada Selasa (2/1). Penembakan di sebuah pasar di Kota Douma, pusat kota utama di Ghouta, juga telah menyebabkan satu orang tewas dan banyak lainnya luka.

 

"Garis depan Ghouta menghadapi pertempuran dan bentrokan, serta mendapatkan kerugian besar yang ditimbulkan oleh pasukan Assad dan milisinya," kata Hamza Biriqdar, juru bicara Jaish al Islam, sebuah faksi pemberontak utama.

 

Intensitas serangan yang dilakukan oleh Rusia dan Angkatan Udara Suriah telah memaksa puluhan ribu penduduk desa di wilayah ini untuk melarikan diri ke tempat yang relatif aman di bagian utara Provinsi Idlib dekat perbatasan Turki. Banyak keluarga telah mendirikan tenda darurat di jalan-jalan utama dan lahan pertanian.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement