REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sedikitnya 16 anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan telah melakukan aksi bunuh diri selama 2017. Kasus bunuh diri ini mencakup 13 tentara, dua petugas administrasi, dan seorang tentara cadangan.
"Angka tersebut menunjukkan penurunan dramatis dibandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya, turun lebih dari 50 persen," kata Kolonel Merav Kirshner, yang memimpin Divisi Perencanaan dan Administrasi Tenaga Kerja di Departemen Personalia IDF.
"Sebagian besar kasus bunuh diri tentara terjadi di tahun pertama saat mereka bertugas, bukan saat pendaftaran awal atau masa persiapan," tambah Kirshner, dikutip Haaretz.
Sebagian besar kasus bunuh diri di IDF melibatkan senjata yang digunakan. Militer Israel menyatakan, salah satu alasan menurunnya kasus bunuh diri dalam beberapa tahun terakhir adalah akses tentara terhadap senjata telah dibatasi.
"Saat ini kita telah memberikan peringatan, jika ada seseorang yang mendengar atau melihat prajurit yang bermasalah, hendaknya melaporkan hal tersebut. Ini bukan pertarungan, ini pertolongan," kata Kirshner.
Menurut angka statistik yang dikeluarkan militer Israel, selama 2017 tercatat ada 55 tentara Israel yang dilaporkan tewas, termasuk 12 tentara yang tewas dalam kecelakaan lalu lintas. Sebanyak sembilan tentara tewas dalam kebakaran, dan lainnya tewas dalam bentrokan dengan Palestina. Angka ini meningkat cukup signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pada 2016, 41 tentara Israel dilaporkan tewas, termasuk 15 orang yang memutuskan bunuh diri. Dua tentara tewas dalam kecelakaan selama operasi militer, satu tentara tewas dalam kecelakaan udara, dua tewas dalam latihan, dan enam lainnya tewas dalam kecelakaan lainnya. Sementara itu, sembilan tentara tewas akibat sakit dan lima tentara tewas dalam serangan teror.